BBM yang bertujuan meningkatkan sumber daya manusia bidang kebudayaan itu diselenggarakan Kemenristekdikti dengan menggandeng sejumlah maestro tari.
."Abhimanyu Gugur" ditampilkan oleh para peserta BBM setelah selama tujuh hari mengikuti pembelajaran. Tujuh dari 26 peserta terpilih untuk menampilkan pentas penutup tersebut, kata maestro tari Bali Prof. Dr. I Wayan Dibia yang terlibat dalam BBM.
Baca juga: Mendikbudristek: ISI Denpasar bangun prospek kreatif tingkat global
Seniman senior Prof. Dibia digandeng Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (Direktorat PTLK) Kemendikbudristek untuk menggelar pembelajaran tari legong dan tari joged dari 2-8 Agustus 2022.
“Akhir-akhir ini, seiring perjalanan waktu, sejalan dengan perubahan zaman, tari legong dan joged menunjukkan arah perkembangan yang sedikit berbeda. Legong masih kokoh dalam posisinya sebagai kesenian klasik, sedangkan joged menjadi seni hiburan rakyat yang semakin buas dan fulgar,” ujarnya.
Sebelumnya saat pembukaan Jumat (2/9), Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek Judi Wahjudin menyampaikan bahwa program pembelajaran ini juga sebagai wadah belajar sekaligus tukar pikiran antara pegiat budaya muda dengan para maestro.
"Program ini diharapkan menjadi simpul utama dalam penyebaran, pertukaran nilai dan pengetahuan serta ajang pembelajaran bagi sumber daya manusia kebudayaan, sehingga kelak mereka akan menjadi pelopor dalam upaya pemajuan kebudayaan," kata Judi.
Baca juga: Festival Seni Bali Jani 2022 dimeriahkan lomba berskala nasional
Baca juga: Pemkab Buleleng adakan lomba membuat wayang untuk generasi muda
Baca juga: Ubud & Beyond Festival digelar untuk dukung seniman bangkit
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022