Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan-perusahaan besar yang sedang menghadapi isu yang bisa membahayakan eksistensi usaha mereka perlu memanfatkan kegiatan public relations( PR) untuk mencegah agar isu negatif itu tidak berubah menjadi situasi negatif. "Issue management merupakan usaha preventif agar masalah yang sedang dihadapi tidak berkembang menjadi situasi negatif," kata Direktur Utama PT Inti Pratama Manggara (IPM), Maria Wongsonagoro, kepada pers di Jakarta, Senin, ketika menjelaskan prospek bisnis public relations. Maria yang telah cukup lama menggeluti bidang PR ini mengatakan sebuah perusahaan konsultansi PR bisa membantu pula sebuah perusahaan yang sedang menghadapi krisis. Dia mengemukakan pula sebuah perusahaan memanfaatkan jasa PR untuk memantau dan menganalisis berbagai berita di media massa, baik cetak maupun elektronik, yang berkaitan dengan bisnis mereka. Ketika ditanya tentang pasar yang bisa digarap usaha PR, Maria Wongsonegoro menjelaskan bahwa usaha-usaha PR yang besar dan mapan biasanya melirik perusahaan-perusahaan multinasional atau multinational corporation (MNC). "Mereka paham betul tentang kegunaan jasa PR," kata Maria, sambil menjelaskan bahwa sekarang di tanah air terdapat sekitar 20 perusahaan PR yang sudah mapan. Namun ia mengingatkan bahwa jasa PR tidak hanya perlu dimanfaatkan oleh para pengusaha, tetapi juga para tokoh masyarakat bahkan selebritis. "Jadi ada peluang besar bagi usaha PR untuk menggarap para politisi, selebritis, tokoh pusat dan daerah, serta organisasi pemerintah maupun swasta,"ata Maria. Sementara itu, ketika menjelaskan usaha IPM yang dipimpinnya, Maria mengemukakan pihaknya telah mengembangkan usaha dengan memiliki afiliasi di Solo, Yogyakarta serta Semarang, yakni dengan PT Petaram Adiluhung ( Padi) Public Relations yang dipimpin Astrid Regar,sehingga jasa PR ini tidak hanya terfokus di Jakarta saja. Dengan demikian, selain mempunyai afiliasi dengan perusahaan di daerah, maka afiliasi dengan dunia internasional seperti di Singapura akan tetap terjaga. Sementara itu, Direktur Padi, Astrid Regar mengatakan di Solo, Semarang dan Yogya terdapat berbagai kegiatan bisnis yang prospektif yang bisa digarap perusahaannnya, seperti sektor perhotelan dan pariwisata, serta perbankan. Namun di lain pihak Astrid mengatakan perusahaan PR di daerah-daerah masih menghadapi kendala terbatasnya tenaga yang profesional di bidang ini. (*)

Copyright © ANTARA 2006