IPEF merupakan respons atas kondisi saat ini, dimana seluruh negara harus bekerja bersama menciptakan keseimbangan, kemakmuran, dan kesejahteraan serta pengembangan keadilan di kawasan Indo-Pasifik
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) menjadi jalan baru dalam peningkatan kerja sama ekonomi untuk mencapai kemakmuran dan keseimbangan di Kawasan Indo-Pasifik.
”IPEF merupakan respons atas kondisi saat ini, dimana seluruh negara harus bekerja bersama menciptakan keseimbangan, kemakmuran, dan kesejahteraan serta pengembangan keadilan di kawasan Indo-Pasifik," ujar Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
IPEF adalah inisiatif Amerika Serikat (AS) yang secara resmi diluncurkan oleh Presiden AS Joe Biden pada 23 Mei 2022 di Tokyo, Jepang. Saat itu, partisipasi Pemerintah Indonesia dicerminkan dengan kehadiran Menteri Perdagangan secara virtual mewakili Presiden Joko Widodo.
Terdapat 14 negara yang berpartisipasi dalam IPEF yaitu AS, Australia, Fiji, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, serta negara-negara ASEAN (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam).
Menurut Airlangga, IPEF menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan masa depan dan keberlanjutan, sehingga terdapat penekanan terkait tata kelola yang baik, transisi energi, serta pengembangan SDM. Forum IPEF mengangkat pembahasan di tingkat global terhadap empat fokus yang menjadi tantangan ekonomi bagi hampir semua negara di wilayah Indo-Pasifik.
Empat pilar yang menjadi pembahasan dalam IPEF adalah perdagangan, rantai pasok, energi bersih, dekarbonisasi dan infrastruktur (ekonomi bersih), serta perpajakan dan anti korupsi (ekonomi adil).
Pilar Perdagangan dikoordinasikan oleh United States Trade Representative (USTR), sedangkan rantai pasok, ekonomi bersih, dan ekonomi adil di bawah koordinasi United States Department of Commerce (USDOC).
Dengan demikian, dirinya berpendapat partisipasi Indonesia dalam forum ini sangat penting karena Indonesia menginginkan dukungan negara mitra dalam Presidensi G20 dan keketuaan ASEAN 2023.
“Negosiasi dalam forum internasional seperti ini sangatlah penting terutama ketika dunia saat ini dihadapkan pada krisis yang sangat kompleks. Kolaborasi seluruh negara dibutuhkan agar tercipta kerja sama simbiosis mutualisme yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan juga keberlanjutan ekonomi yang lebih bersih," ucap dia.
Ia melanjutkan, Indonesia berharap komitmen yang dihasilkan dalam forum IPEF akan melengkapi komitmen lain yang telah dilakukan pemerintah dalam forum multilateral. Selain itu, pemberdayaan komunitas lokal juga penting untuk menghasilkan kontribusi substansial pada ekonomi negara.
Menko Airlangga memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan tingkat menteri di forum IPEF di Los Angeles, AS yang diselenggarakan mulai tanggal 8-9 September 2022. Kegiatan ini dibuka oleh Duta Besar USTR Katherine Tai dan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo.
Selain mengikuti rangkaian pertemuan IPEF, Airlangga juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah menteri di sela-sela pembahasan pilar di forum IPEF, yakni Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Nishimura Yasutoshi, dan Menteri Perdagangan Selandia Baru Damien O’Connor.
Baca juga: AS dan negara-negara Indo-Pasifik luncurkan pembicaraan perdagangan
Baca juga: Menlu RI dorong kemitraan konkret ASEAN-Australia di Indo-Pasifik
Baca juga: Akademisi: Kebijakan Indo-Pasifik AS tak cocok stabilitas kawasan
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022