Jakarta (ANTARA) - Para pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan sosok Gus Dur tidak pernah mencari aman, melainkan selalu pasang badan membela rakyat tertindas.
"Aneh, ketika orang pada umumnya cari aman, beliau malah sebaliknya, beliau pasang badan, melawan arus dengan gagah berani untuk membela kaum yang lemah dan tertindas; meskipun harus menerima hujatan dari orang banyak," kata Grace.
Dia menambahkan Gus Dur juga menetapkan kebijakan yang dapat membuat masyarakat etnis Cina menjadi sejajar dengan rakyat lain di Tanah Air, yakni mencabut larangan perayaan kebudayaan Tahun Baru Cina atau Imlek.
"Gus Dur juga menganjurkan kaum lemah dan tertindas untuk melawan perlakuan diskriminatif, tidak diam saja," katanya.
Gus Dur pernah menyampaikan bahwa di atas politik, ada kemanusiaan. Namun, lanjut Grace, ada politikus yang main gampang dengan memotong jalur dan memainkan politik identitas demi meraih kekuasaan.
Baca juga: Moeldoko: Politeknik Gusdurian harus bisa wujudkan nilai-nilai Gus Dur
Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha juga menyampaikan apresiasi bagi Gus Dur.
"Gus Dur selalu ada di hati saya. Itu sebabnya dalam banyak pidato dan kesempatan, saya selalu bilang, dari rahim PSI akan lahir Gus Dur Gus Dur baru," kata Giring.
Giring mengaku Gus Dur adalah alasannya masuk ke dunia politik. Menurut dia, Gus Dur membangun toleransi dan menghapus diskriminasi, sehingga hal itulah yang sekarang dia perjuangkan di PSI.
Selanjutnya, Bendahara Umum DPP PSI Suci Mayang Sari mengaku Gus Dur merupakan tokoh panutan bagi dirinya untuk terjun dalam dunia politik, selain juga Romo Mangunwijaya, yang merupakan rohaniwan Katolik, arsitek, dan aktivis kemanusiaan.
Menurut Mayang, Gus Dur merupakan Bapak Bangsa yang berani membela kaum minoritas.
"Keduanya (Gus Dur dan Romo Mangun) bersahabat dekat. Saat masih hidup, mereka sama-sama berjuang untuk Indonesia yang adil dan toleran," kata Mayang.
Baca juga: Mahfud MD bersilaturahmi ke rumah istri Gus Dur
Terakhir, Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka juga mengatakan mengidolakan Gus Dur. Isyana menceritakan persahabatan Gus Dur dengan neneknya, Gedong Bagoes Oka.
"Ninik (Gedong Bagoes Oka) adalah tokoh perempuan Hindu Bali yang tak kenal lelah memperjuangkan kerukunan dan dialog antarumat beragama. Melalui perjuangan tersebut, Ninik menjadi akrab dan bersahabat dengan almarhum Gus Dur," kata Isyana.
Neneknya dan Gus Dur, katanya, aktif di World Conference on Religion and Peace (WCRP). Selain itu, Ashram Gandhi Vidyapith, yang dikelola Gedong di Denpasar, menjadi tempat kunjungan pertama Gus Dur ke luar kota saat dia menjabat sebagai Presiden ke-4 RI.
"Gus Dur dan Ninik Gedong sungguh menginspirasi saya untuk terus menerapkan nilai-nilai toleransi dan keragaman, termasuk dengan berjuang melalui PSI," kata Isyana.
Apresiasi dan testimoni yang disampaikan para pengurus PSI itu berkaitan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Gus Dur pada 7 September.
Putri Gus Dur, Yenny Zannuba Wahid, menanggapi apresiasi para pengurus PSI tersebut dengan membagikan ulang unggahan video itu di akun media sosial miliknya.
"Thanks, dear. Semoga kita selalu meneladani," ujar Yenny Wahid.
Baca juga: Yeni Wahid: Polemik "Amplop Kiai" bukti tidak kenal budaya ulama
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022