Jakarta (ANTARA News) - Lesunya pasar elektronik tahun ini menyebabkan PT Sharp ELectronics Indonesia (SEID) hanya menambah investasi empat juta dolar AS dan menargetkan pendapatan 2006 Rp2,6 triliun. "Tahun ini kami hanya investasi empat juta dolar AS untuk produk-produk baru, seperti televisi (tv) dan kulkas, termasuk moulding dan R&D (riset dan pengembangan)," kata Presdir SEID Kenji Okunaka, di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan, sampai kini pihaknya belum melakukan perluasan produksi, karena daya beli masyarakat Indonesia masih lemah. Menurut dia, turunnya daya beli itu akibat kenaikan harga BBM Oktober 2005 lalu. Hingga Maret 2006 penjualan elektronik konsumsi rata-rata turun sampai 20 persen. "SEID sempat menurunkan produksi sampai 15 persen. Kami berusaha tetap mempertahankan jumlah tenaga kerja yang ada di Indonesia, meskipun sangat berat, karena penjualan turun sementara biaya produksi dan gaji pegawai naik 15-20 persen tahun ini," katanya. Untuk mendongkrak penjualan, lanjut Kenji, pihaknya akan lebih fokus pada penjualan produk premium, seperti tv LCD dan tv layar datar (flat). Tahun ini SEID menargetkan pendapatan naik 24 persen dari Rp2,2 triliun tahun 2005 menjadi Rp2,6 triliun pada 2006. "Tahun 2007 kita targetkan omzet bisa naik menjadi Rp3,1 triliun," ujarnya. Ia optimis pasar elektronik di Indonesia akan membaik dan penjualan bisa meningkat, mengingat penetrasi barang elektronik di Indonesia masih rendah. Sampai saat ini kontribusi SEID terhadap pendapatan Sharp Corporation diakuinya masih kecil baru sekitar satu persen, dan tahun 2006 diperkirakan kontribusinya naik tipis sebesar 1,2 persen.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006