Jayapura (ANTARA) - KBRI di Port Moresby saat ini menyiapkan pengacara untuk mendampingi 13 nelayan asal Merauke, Papua, yang ditangkap tentara Papua Nugini sejak 22 Agustus lalu.

"KBRI Port Moresby sudah menyiapkan pengacara untuk mendampingi ke 13 nelayan selama menghadapi proses hukum di negara tersebut, " kata Duta Besar Indonesia untuk Papua Niu Gini, Andriana Supandi, kepada ANTARA, Rabu.

Baca juga: Kemlu tuntut investigasi penembakan nelayan Indonesia di Papua Nugini

Dubes yang dihubungi dari Jayapura, Papua, mengaku, kondisi para nelayan yang ditangkap sejak tanggal 22 Agustus lalu itu dalam keadaan sehat wal'afiat. Ke 13 nelayan yang merupakan anak buah kapal dua kapal penangkap ikan yang ditangkap saat menangkap ikan di bagian selatan perairan PNG kini sudah berada di Port Moresby.
"Belum diketahui kapan mereka akan menghadapi persidangan," kata dia.

Baca juga: Dua nelayan Bintan ditahan di Malaysia dipulangkan ke Tanah Air

Ia menyatakan, dua kapal nelayan, yakni KM Arsyla 77 dan KM Barakah Paris bersandar di Pelabuhan Port Moresby dan perwakilan Indonesia di sana sudah membantu memberikan akses komunikasi agar mereka dapat menghubungi keluarga di Merauke. "KBRI akan membantu dan mendampingi selama mereka menghadapi proses hukum di PNG," kata dia.

Adapun ke-13 nelayan yang ditahan di Port Moresby itu adalah Sarif Casiman (32 th/nahkoda), Riki Heni Setiawan (38 th), Farid Sasole (32) Feli Puswaskor (22), Joni (46), Ceno Jelafui (28), Rohman (43), Joni (51), Amin Nurul Mustofa (21), Nuriadi (42), Beni Wasel (26), Fernando Tuwok (22), dan Laode Darsan (40 th).

Baca juga: Kapal nelayan Rote hilang kontak di perairan Indonesia-Australia

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022