Penenun-penenun sekarang generasi barunya harus juga dikembangkan

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengapresiasi perajin tenun tradisional Palembang, Sumatera Selatan, yang tergerak untuk membantu anak putus sekolah.

Di sela kegiatannya meresmikan pembukaan Sidang Pleno XIX Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) dan Halal Indonesia Summit 2022 di Banyuasin, Sumsel, Ma'ruf meninjau stand pameran produk halal unggulan Sumatera Selatan, salah satunya perajin tenun tradisional Palembang “Dua Saudara”.

Pemilik usaha tenun Zainab menyampaikan usaha kerajinan tenun miliknya selain bertujuan meneruskan warisan budaya, juga untuk membantu anak-anak putus sekolah.

“Kami menyediakan pelatihan tenun untuk anak-anak putus sekolah atau yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” kata Zainab pada Wapres sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Wapres: Keberadaan BAZNAS krusial bantu pemerintah entaskan kemiskinan

Baca juga: Wapres: Subsidi dana haji harus dirasionalisasi

Mengetahui hal ini, Wapres pun mengapresiasi dan mengharapkan usaha tenun tradisional milik Zainab semakin berkembang dan terus mencetak penenun-penenun muda.

“Ini penenun-penenun sekarang generasi barunya harus juga dikembangkan,” kata Ma'ruf Amin.

Wapres memperhatikan dengan seksama salah satu pekerja yang tengah menenun dengan alat tenun tradisional.

“Berapa lama untuk menyelesaikan satu lembar kain tenun?” tanya Wapres kepada Zainab.

Zainab menjelaskan bahwa pembuatan satu lembar kain tenun dapat memakan waktu selama satu hingga hampir dua bulan.

“Bisa satu setengah bulan Bapak, tergantung motif dan benangnya,” jawabnya.

Tidak hanya menyaksikan proses pembuatan tenun,Ma'ruf Amin juga membeli beberapa setelan kain tenun Palembang bermotif Cantik-Manis dan Limar Papan Sekeping yang terpajang di stand tersebut.

Baca juga: Wapres serahkan santunan BPJAMSOSTEK senilai Rp1,1 triliun di Sumsel

Baca juga: Wapres paparkan strategi capai stabilitas dan pemulihan ekonomi

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022