London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Liz Truss akan bersikap lebih keras terhadap China, karena dia memandang Beijing sebagai ancaman bagi tatanan internasional berbasis aturan yang telah mengatur perdagangan dan diplomasi pasca Perang Dunia Kedua.

"Negara-negara harus bermain sesuai aturan, termasuk China," kata Truss dalam pidatonya awal tahun ini.

Dia juga mengatakan bahwa China "dengan cepat membangun militer yang mampu memproyeksikan kekuatan jauh ke dalam area kepentingan strategis Eropa".

Truss dikenal sebagai salah satu kritikus politik Inggris yang paling tegas terhadap China.

Pada Selasa (6/9), ia resmi dilantik menjadi perdana menteri baru Inggris, menggantikan Boris Johnson yang kebijakannya terhadap China dinilai tidak cukup tegas oleh banyak orang di partainya.

Hubungan antara London dan Beijing telah memburuk dalam dekade terakhir karena Inggris semakin khawatir bahwa pintu terbuka untuk investasi China dapat menimbulkan risiko keamanan nasional. Ketegasan China di bidang militer dan ekonomi mungkin bertentangan dengan agenda perdagangan bebas pasca-Brexit.

Truss memperingatkan bahwa jika China gagal bermain sesuai aturan global, mereka akan mengakhiri kebangkitannya sebagai negara adidaya dan harus belajar dari respons ekonomi Barat yang keras terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Dia mengatakan bahwa kebangkitan China tidak terelakkan dan Barat harus memastikan bahwa Taiwan, yang diakui oleh Beijing sebagai bagian dari wilayahnya, dapat mempertahankan diri.

Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen mengirimkan ucapan selamat kepada Truss. Kantornya mengatakan bahwa PM baru Inggris itu "melangkah maju dan menyerukan kamp demokrasi global untuk terus memastikan bahwa Taiwan memiliki kemampuan untuk membela diri".

The Global Times, yang diterbitkan oleh surat kabar resmi Partai Komunis China People's Daily, menjuluki Truss sebagai "populis radikal" dan mengatakan dia harus membuang "mentalitas kekaisaran yang ketinggalan zaman".

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan pada Selasa bahwa dia berharap hubungan dengan Inggris akan tetap "di jalur yang benar".

James Rogers, salah satu pendiri dewan pemikir lembaga Council on Geostrategy yang berbasis di London, mengatakan Truss akan memberlakukan lebih banyak pembatasan pada China untuk membeli perusahaan-perusahaan Inggris.

Dia juga menilai bahwa Truss akan berbuat lebih banyak untuk menyatukan negara-negara guna melawan kebangkitan China.

"Dia memahami bagaimana manfaat ekonomi jangka pendek mungkin memiliki dampak strategis dan politik jangka panjang, dan akan mencoba menyeimbangkannya secara lebih efektif daripada di masa lalu," kata Rogers.

Sumber: Reuters

Baca juga: Biden, PM baru Inggris akan bersatu lawan Rusia
Baca juga: PM baru Inggris janji prioritaskan ekonomi, energi, dan kesehatan
Baca juga: PM Inggris Liz Truss terima undangan untuk berkunjung ke Ukraina

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022