New York, (ANTARA News) - Dolar AS "rally" terhadap euro dan diperdagangkan "flat" terhadap yen pada Jumat waktu setempat, setelah data pemerintah menunjukkan kontraksi ekonomi AS lebih lembut dari yang diperkirakan.

AFP melaporkan, euro dikutip pada 1,2800 dolar pada 2200 GMT dari 1,2954 dolar pada akhir perdagangan Kamis di New York.

Dolar stabil terhadap mata uang Jepang, diperdagangkan pada 89,95 yen terhadap 89,97 pada Kamis.

Greenback masih kuat, meski produk domestik bruto (PDB) AS mengalami kontraksi 3,8 persen dalam kuartal keempat 2008 -- level terendah sejak 1982.

Para analis telah memperkirakan kontraksi 5,5 persen di tengah dukungan kebekuan kredit dan krisis perbankan.

"Penurunan kecil dalam PDB mendorong dolar AS naik terhadap setiap mata uang utama, kecuali terhadap yen Jepang," kata Kathy Lien, direktur riset valuta pada Global Forex Trading.

"Kami masih dapat melihat sebuah kontraksi besar selama kuartal pertama, terutama dengan jumlah pengurangan pegawai yang telah dilaporkan sejauh ini."

Para analis mengatakan, dolar dan yen sedang dikendalikan oleh ketakutan para investor, dengan menjadikan kedua mata uang itu sebagai tempat berlindung yang aman (safe haven).

"Dolar dan yen menguat di seluruh papan menyusul rilis data ekonomi AS, mencerminkan keinginan pasar untuk investasi 'safe haven'," kata Rajesh Shah dari PNC Bank.

Di sisi lain, kekhawatiran dan masalah keuangan di Eropa, mendorong euro melemah dipicu laporan yang mengutip investor miliarder George Soros, yang mengatakan mata uang tunggal Eropa tak dapat survive (selamat) jika sebuah rencana tidak diciptakan untuk mengatasi utang 'beracun' global, kata dia.

"Itu kelihatannya sebuah gigitan ekstrim, namun tentu meramalkan penurunan euro akan menjadi jelas, bahwa kredit macet yang menggantung di Eropa lebih berat daripada perkiraan sebelumnya," kata Shah.

Euro juga berada di bawah tekanan dari data yang memberikan kesan Bank Sentral Eropa akan menurunkan lagi suku bunga zona euro, membuat mata uang tersebut kurang menarik bagi para investor.

Angka pengangguran di negara yang menggunakan mata uang euro naik pada Desember ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, akibat gelombang PHK.

Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar naik menjadi 1,1610 franc Swiss dari 1,1530 akhir Kamis. Pound naik menjadi 1,4513 dolar dari 1,4297 dolar.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009