Taipei (ANTARA) - Sebuah delegasi yang terdiri atas lima anggota parlemen Prancis akan mengunjungi Taiwan pada pekan ini, kata departemen luar negeri pulau itu pada Selasa.
Kunjungan itu merupakan kedatangan delegasi tingkat tinggi Eropa yang pertama ke Taiwan, menyusul serangkaian kunjungan pejabat dari Amerika Serikat, yang telah membuat marah China.
China, yang mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri meskipun ada keberatan keras dari Taipei, melakukan latihan perang di dekat pulau itu pada Agustus setelah ketua dewan perwakilan rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi datang ke Taipei.
Usai kunjungan Pelosi itu, beberapa delegasi AS berdatangan ke Taiwan, termasuk para anggota parlemen serta gubernur Negara Bagian Arizona.
Departemen luar negeri Taiwan mengatakan delegasi Prancis akan tiba pada Rabu (7/9) dan berada di pulai itu sampai Senin (12/9).
Delegasi Prancis itu akan bertemu dengan wakil pemimpin Taiwan William Lai --bukan dengan bukan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen, katanya.
Delegasi lintas partai Prancis tersebut akan dipimpin oleh Senator Cyril Pellevat, kata departemen Taiwan itu.
Taiwan sangat ingin meningkatkan hubungan dengan negara-negara demokrasi, terutama ketika ketegangan antara pemerintah pulau itu dengan China meningkat.
Pada akhir tahun ini, direncanakan ada sejumlah kunjungan lainnya, yakni oleh legislator Jerman, Inggris dan Kanada.
China memandang isu Taiwan sebagai masalah domestik murni dan marah atas kunjungan para pejabat asing atau anggota parlemen dari negara lain.
Pemerintah Taiwan menyatakan bahwa, karena Republik Rakyat China (RRC) tidak pernah memerintah pulau itu, Beijing tidak memiliki hak untuk mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya.
Pemerintah Taiwan juga mengatakan bahwa masa depan Taiwan hanya dapat ditentukan oleh 23 juta penduduknya sendiri.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dikunjungi Pelosi, Taiwan dijatuhi sejumlah sanksi oleh China
Baca juga: China gelar pasukan saat kunjungan senator AS kunjungi Taiwan
Taiwan latihan perang di tengah ketegangan dengan China
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022