Doha, Qatar, (ANTARA News) - Tim "Medical Emergency Rescue Commite" (MER-C) Indonesia tahap pertama yang hampir sebulan melaksanakan tugas kemanusiaan di Jalur Gaza kembali ke Jakarta.

"Kami kembali ke Jakarta dari Bandara Kairo, Mesir, Jumat malam sekitar pukul 18.00 waktu setempat (23.00 WIB)," kata Ketua Tim yang juga Presidium MER-C Indonesia dr. Joserizal Jurnalis, SpOT kepada ANTARA, saat transit di Bandara Doha, Qatar, Sabtu dinihari.

Ia menjelaskan, tim MER-C kedua akan bekerja di RumahSakit (RS) Al-Shifa selama dua pekan.

Tim pertama yang telah bekerja di RS Al-Shifa adalah Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad, Presidium dr. Jose Rizal Jurnalis SpOT, dr. Indragiri SpAN, Muhammad Mursalim (logistik) dan Ir. Faried Thalib(logistik).

Mereka sebelumnya tergabung dalam tim aju kemanusiaan pemerintah Indonesia yang dipimpin Kepala Pusat Pengendalian Krisis Departemen Kesehatan (Depkes) dr. Rustam S Pakaya, yang membawa bantuan kemanusiaan pemerintah Indonesia untuk disumbangkan kepada warga Palestina di Jalur Gaza.

Kemudian, tim pertama MER-C Indonesia, setelah tim aju kembali ke Tanah Air pada 9 Januari, melanjutkan tugas kemanusiaannya hingga pekan lalu dan digantikan tim kedua.

Tim kedua terdiri dari dr. Arief Rachman sebagai ketua tim, bersama 10 anggota, yakni dr. Abdul Mughni Sp, dr. Nur Farhanah Saefuddin SpPD dan dr. Dany Kurniadi Ramdan, Resident Bedah Syaraf.

Selain itu, juga ikut staf pendukung logistik dan umum, yakni Abdillah Onim, Husin Hamim Alatas, Bambang Sudarmadji, Abbas Idrus Al-Habsyie, Usman Shahab bin Umar Shahab dan Bedi Abed Abdad.

Menurut Joserizal, setelah sampai di Jakarta, pihaknya akan segera bertemu dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari untuk mengkristalisasi rencana pembuatan RS di Kota Gaza, yang akan menggabungkan bantuan dana pemerintah dengan dana rakyat Indonesia yang diamanahkan melalui MER-C Indonesia, yang nantinya akan menjadi
perwujudan hubungan antara Indonesia-Palestina di Gaza.

"Semoga rencana itu dapat kita wujudkan bersama, sehingga menandai hubungan akrab antara Indonesia-Palestina melalui bidang sarana kesehatan berupa rumah sakit itu, yang memang amat dibutuhkan rakyat Palestina di Jalur Gaza," katanya.

Ia menambahkan, sudah ada ulama di Kota Gaza yang telah mewakafkan tanah seluas 2,7 hektar, yang nantinya akan dipakai sebagai rumah sakit baru, yang sedang digagas dan kemudian lebih dipertajam dengan adanya nota kesepahaman (MoU) dengan Menkes Palestina di Gaza dr. Bassim Naim. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009