Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam meluncurkan Aplikasi bernama Ustadzkita sebagai upaya mempermudah pemberian layanan keagamaan pada masyarakat.
"Aplikasi Ustadzkita diharapkan bisa diakses masyarakat umum, sehingga masyarakat bisa mencari dai untuk diundang memberikan tausiah dan pemahaman keagamaan,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam Halaqah Dai Tahun 2022 dan peluncuran Aplikasi Ustadzkita di Jakarta, Selasa.
Yaqut menuturkan aplikasi yang sudah bisa diunduh melalui playstore itu dapat diakses oleh seluruh masyarakat hingga di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Baca juga: Waketum MUI: Pendakwah hendaknya terus jaga nilai kebangsaan
Ustadzkita dikembangkan sebagai upaya untuk mempermudah pemberian layanan keagamaan pada masyarakat, utamanya dalam hal mencari seorang ustadz atau dai yang bisa memberikan ceramah kebaikan.
Proses perekrutan para dai harus melalui tahap seleksi yang terkait dengan pengetahuan moderasi beragama hingga wawasan kebangsaan. Hal itu dilakukan guna mencegah masuknya pengaruh buruk atau oknum tidak bertanggung jawab masuk dalam aplikasi dan menyebarkan pengaruh buruk pada masyarakat.
Yaqut menekankan bahwa sosok dai dalam menyampaikan narasi kebaikan dengan menggunakan agama tidaklah mudah. Setiap dakwah keagamaan yang disampaikan, harus mengandung unsur pemersatu, kebaikan, ketenangan, ketentraman dan harmonis.
Penyampaian harus menggunakan sebuah seni yang nyaman disimak. Salah satunya, menggunakan sedikit humor dengan tujuan positif agar objek dakwah dapat terhibur. Penting bagi seorang dai untuk berperan sebagai pembawa kasih sayang dalam masyarakat.
Oleh karenanya, Yaqut berharap aplikasi Ustadzkita bisa mendekatkan para dai dengan masyarakat. Dengan demikian, tidak ada lagi penyelewengan narasi ataupun ujaran kebencian yang terjadi atas nama agama.
"Pekerjaan penting para dai yang harus benar-benar kita pahami dan laksanakan adalah sebagai penanggungjawab dan penuntun umat. Dai adalah obor bagi jalan terangnya umat," kata Yaqut.
Baca juga: Dai milenial: Ramadhan momen perkuat silaturahmi dan kebangsaan
Baca juga: Penyuluh agama diminta optimalkan media digital perkuat moderasi
Dalam acara tersebut, Yaqut mewakili Kementerian Agama juga mengukuhkan Majelis Dai Kebangsaan, yang diharapkan menjadi pilar dan ujung tombak dalam memberikan pemahaman keagamaan yang baik terhadap umat.
Majelis Dai Kebangsaan diharapkan dapat bersinergi bersama dan menjalankan perannya, sebagai tonggak utama mengisi media sosial dengan konten dakwah yang edukatif serta mencerahkan masyarakat.
"Majelis Dai Kebangsaan diharapkan bisa membentengi umat agar tidak tertipu, terbujuk, terayu konten dakwah di media sosial yang disampaikan bukan oleh ahlinya. Sebab, jika sesuatu diserahkan bukan pada ahlinya, tunggulah saat kehancurannya," ujarnya.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022