Kupang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sejauh ini belum menerima laporan mengenai adanya warga negara Timor Timur (Timtim) yang mengungsi ke Timor bagian Barat, wilayah NTT akibat ketegangan politik dan keamanan dalam negeri di negara baru itu."Kami terus melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara (TTU) untuk memantau perkembangan yang terjadi di dua daerah yang berbatasan dengan Timor Timor itu, tetapi belum ada laporan adanya eksodus ke wilayah NTT," kata Kepala Dinas Sosial NTT, Frans Salem, di Kupang, Sabtu. Dia mengatakan, jika terjadi eksodus warga Timtim, maka pemerintah Provinsi NTT dengan segala keterbatasannya akan memberikan bantuan. Menurut dia, apapun yang terjadi di Timtim saat ini, sangat kecil peluang warga negara Timtim mengungsi ke wilayah NTT, kecuali para pendatang. Menurutnya, justru yang dikhawatirkan adalah akan terjadi eksodus besar-besaran pada Pemilu tahun 2007 di Timor Timur, karena diperkirakan kelompok yang kalah akan melakukan tindak kekerasan. "Saya baru saja kembali dari Timor Timur dan saya memperkirakan eksodus itu justeru terjadi pada Pemilu tahun depan di Timor Timur," katanya. Karena itu, katanya, pemerintah Provinsi NTT saat ini menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan gelombang pengungsiaan tahap dua pasca Pemilu 2007 di Timtim. Mengenai warga negara Indonesia (WNI) yang kembali ke Timor bagian Barat, dia mengatakan, banyak WNI yang kembali ke Indonesia untuk mengikuti hari raya Paskah bersama keluarga di Atambua, TTU maupun Kupang. "Memang ada laporan mengenai ada WNI yang sudah mulai pulang melalui pintu Motain, tetapi mereka pulang ke Atambua, TTU maupun di Kupang untuk rayakan merayakan Paska bersama keluarga," katanya. Mereka yang pulang ini tidak difasilitasi oleh pemerintah, karena bukan mengungsi akibat situasi dalam negeri Timor Timur, katanya dan menambahkan, pemerintah Provinsi NTT hanya melakukan antisipasi kalau terjadi eksodus warga Timtim secara besar-besaran ke wilayah NTT.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006