"Pengelolaannya mulai konsumsi energi sampai dengan limbahnya itu akan kami lakukan transformasi supaya berkelanjutan," kata Anies pada peluncuran program pengurangan emisi karbon di Jakarta, Selasa.
Baca juga: YLKI: Kurangi distribusi BBM oktan rendah untuk Program Langit Biru
Adapun pengurangan emisi karbon itu dilakukan bersama dengan jaringan pemerintah kota dunia di bawah aliansi C40 meliputi program terkait perubahan iklim, fasilitas pembiayaan dan membangun fasilitas rumah sakit lebih ramah lingkungan.
Nantinya, lanjut dia, peningkatan fasilitas pada 28 RSUD yang lebih ramah lingkungan itu memanfaatkan alokasi APBD 2022.
Namun, Anies tidak memberikan detail besaran anggaran yang dialokasikan untuk melakukan transformasi di 28 RSUD agar lebih ramah lingkungan.
Anies mengungkapkan langkah itu melanjutkan upaya sebelumnya seperti untuk efisiensi energi di antaranya dengan membangun 124 panel surya pada fasilitas pemerintah, yakni rumah sakit dan sekolah.
Adapun energi listrik yang dihasilkan dari 124 panel surya itu, lanjut Anies, mencapai 11 Megawatt.
Baca juga: Jakarta E-Prix bukti komitmen tuan rumah menuju kota ramah lingkungan
Anies beralasan rumah sakit yang beroperasi selama 24 jam mengonsumsi energi dan air lebih besar serta menghasilkan limbah yang perlu dikelola berkelanjutan.
Ia pun mengajak sektor swasta untuk melakukan hal serupa meski ia mengakui investasi misalnya untuk energi ramah lingkungan membutuhkan biaya yang tinggi.
Meski begitu, untuk merangsang minat pihak lain ikut membangun misalnya fasilitas hemat energi dengan panel surya, ia berencana memberikan insentif kepada sektor swasta di antaranya dalam hal kemudahan atau insentif pajak.
"Nanti kami coba siapkan, insentifnya terutama untuk instalasi awalnya," ucapnya.
Baca juga: Peluang besar jadikan balapan lebih ramah lingkungan dengan Formula E
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022