Kami sekarang memperkirakan euro jatuh lebih jauh di bawah paritas (0,97 dolar) dan tetap di sekitar level itu selama enam bulan ke depan
London/Singapura (ANTARA) - Euro tergelincir ke level terendah baru 20 tahun pada Senin, dan di bawah 0,99 dolar setelah penghentian pasokan gas dari Rusia ke pipa utamanya ke Eropa meningkatkan kekhawatiran tentang krisis energi yang semakin dalam di seluruh kawasan.
Euro telah semakin berkorelasi dengan harga gas alam dalam beberapa bulan terakhir, dengan yang pertama jatuh ketika harga sumber energi naik.
Eropa berebut untuk menghentikan pasokan Rusia dan membangun cadangan sebelum bulan-bulan musim dingin, tetapi investor menganggap pukulan terhadap ekonominya akan sangat besar.
Rusia membatalkan tenggat waktu Sabtu (3/9/2022) untuk aliran pipa Nord Stream dilanjutkan, dengan alasan kebocoran minyak di turbin. Itu bertepatan dengan menteri keuangan Kelompok Tujuh (G7) yang mengumumkan batas harga minyak Rusia.
Euro merosot ke 0,9876 dolar di awal perdagangan Eropa, level terendah sejak 2002, sementara sterling -- dengan ekonomi Inggris yang juga rentan terhadap kenaikan harga gas -- turun setengah persen ke level terendah baru 2,5 tahun di 1,1444 dolar.
"Aliran gas telah dibatasi bahkan lebih dari yang diperkirakan dan kami telah melihat bukti penurunan permintaan yang membebani aktivitas," kata Michael Cahill, ahli strategi di Goldman Sachs.
"Kami sekarang memperkirakan euro jatuh lebih jauh di bawah paritas (0,97 dolar) dan tetap di sekitar level itu selama enam bulan ke depan," tambahnya, dikutip dari Reuters.
Dalam minggu yang sangat besar bagi euro, investor juga bersiap untuk pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (8/9/2022) dan pasar telah memperkirakan peluang hampir 80 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin (bp) yang sangat besar.
Para pejabat ECB akan tertarik untuk melihat euro, yang telah kehilangan 20 persen nilainya dalam tiga bulan terakhir, stabil. Itu akan menambah keinginan untuk mencoba dan menjinakkan inflasi melalui kebijakan pengetatan.
Mata uang lain yang cenderung berkinerja buruk ketika kepercayaan pasar terguncang juga jatuh pada Senin. Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko turun 0,5 persen dan mendekati level terendah tujuh minggu di 0,6774 dolar AS.
Daya tarik dolar sebagai mata uang aman tahun ini membantunya naik bahkan terhadap mata uang safe-haven yen Jepang, turun pada 140,35 per dolar, berada di bawah tekanan mendekati level terendah 24 tahun.
"Dampak urutan pertama tampaknya adalah bahwa risiko geopolitik yang meningkat dan akibat guncangan permintaan global yang merugikan mungkin akan menjadi dampak yang mendominasi," kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank di Singapura.
Guncangan permintaan yang merugikan dalam lingkungan geopolitik yang sangat buruk mungkin akan memicu, dan mencerminkan, permintaan aman untuk dolar AS ... mata uang Eropa mungkin akan menjadi yang paling terpukul dan tertinggal.
Yuan di pasar luar negeri jatuh ke level terendah baru dua tahun, dengan dolar naik 0,4 persen menjadi 6,9543 yuan per dolar, karena berlanjutnya kekhawatiran atas tindakan penguncian COVID-19 di negara itu.
Pusat teknologi Shenzhen di selatan China mengatakan akan mengadopsi langkah-langkah pembatasan anti-virus berjenjang mulai Senin, sementara Chengdu mengumumkan perpanjangan pembatasan penguncian, ketika negara itu bergulat dengan wabah baru.
Baca juga: Penutupan pasokan gas Rusia seret euro menuju posisi terendah baru
Baca juga: Saham Asia melemah, sementara euro merosot akibat krisis energi
Baca juga: Dolar jatuh karena euro menguat dipicu prospek ECB naikkan suku bunga
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022