Jakarta (ANTARA) - Transsion Holdings, produsen ponsel pintar (smartphone) yang berbasis di China, memimpin pasar ponsel pintar Afrika pada kuartal kedua (Q2) 2022, dengan pangsa unit gabungan sebesar 48 persen, menurut sebuah studi terbaru oleh sebuah perusahaan riset global.

International Data Corporation (IDC) mengatakan Transsion, yang memproduksi merek Tecno, Infinix, dan Itel, melampaui Samsung, yang memiliki pangsa unit 25,8 persen. Samsung yang berada di posisi kedua mencatat penurunan pengiriman secara kuartalan (quarter on quarter) sebesar 11,3 persen.

Pabrikan China lainnya Xiaomi, yang berada di posisi ketiga, memiliki 6,6 persen pangsa unit di Afrika pada kuartal kedua. Pengirimannya turun 8,3 persen dari tiga bulan sebelumnya.

George Mbuthia, analis riset senior di IDC, mengatakan dalam laporan yang dirilis pada Rabu (31/8) malam tersebut bahwa pengiriman perangkat 5G untuk pasar ponsel pintar Afrika naik 26,9 persen dan pangsa pasar mereka secara keseluruhan tumbuh saat merek-merek besar meluncurkan lebih banyak perangkat 5G unggulan ke pasar

Dia mengatakan segmen 5G ini meliputi ponsel pintar lipat, meskipun adopsi teknologi baru ini lambat karena tingginya harga perangkat tersebut. "Dalam jangka panjang, harga-harga ini akan turun dan seiring dengan membaiknya proyeksi ekonomi, mereka akan meraih lebih banyak pangsa pasar," kata Mbuthia.

Studi itu menunjukkan bahwa pengiriman ponsel pintar ke Afrika turun 7,9 persen, dengan prospek ekonomi negatif, inflasi yang meningkat, dan kekurangan komponen yang berdampak pada pasar di seluruh kawasan tersebut.

Namun, pengiriman feature phone naik 10,6 persen, dengan harga yang lebih rendah ponsel ini menawarkan alternatif menarik bagi konsumen berdana terbatas.

Menurut IDC, tiga pasar ponsel pintar teratas di Afrika berdasarkan pangsa unit adalah Afrika Selatan dengan 16,6 persen, Nigeria dengan 13,8 persen, dan Kenya dengan 7,7 persen. Ketiganya mencatat penurunan pengiriman dari kuartal sebelumnya.

Menurut studi tersebut, pengiriman ponsel pintar ke Mesir, yang biasanya menempati peringkat di posisi tiga teratas di kawasan itu, turun 62,7 persen, memangkas pangsa pasarnya menjadi hanya 4,3 persen dan menduduki urutan keenam dalam peringkat keseluruhan di benua itu.

Penurunan tajam di Mesir ini disebabkan oleh pembatasan impor ponsel karena pemerintah berhenti menyetujui surat kredit untuk barang-barang nonesensial.

IDC memperkirakan pengiriman ponsel pintar ke Afrika akan tumbuh 16,9 persen pada kuartal ketiga dan 9,5 persen pada kuartal keempat.

Ramazan Yavuz, manajer riset senior di IDC, mengatakan pasar ponsel pintar secara keseluruhan akan menunjukkan kinerja yang lebih baik pada paruh kedua 2022.

"Berbagai saluran akan berusaha untuk mengamankan alokasi pengiriman yang lebih besar karena mereka berupaya mengelola kekurangan pasokan dan memanfaatkan apa yang mungkin menjadi periode permintaan tinggi untuk ponsel pintar karena pesta diskon bulan Desember dan promo Black Friday," ungkapnya.


Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022