Bekasi (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Bambang Jati Santoso, mengatakan sejak 1 Januari hingga 31 Maret 2006, warga Bekasi yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD)mencapai 1.019 orang dan 10 penderita di antaranya meninggal dunia. Para penderita DBD yang meninggal dunia akibat gigitan nyamuk Aedes Aegepty itu, karena keluarga mereka terlambat membawa ke rumah sakit terdekat, kata Bambang di Bekasi, Jum`at. Tetapi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi itu enggan menyebut nama-nama penderita DBD yang meninggal dunia dengan alasan jangan sampai pihak keluarga korban tersinggung. "Kasus DBD itu mengalami kenaikan karena sebelumnya pada 1 Januari hingga awal Maret 2006 baru mencapai 924 penderita. Nah sekarang hingga akhir bulan ini sudah menjadi 1.019 penderita DBD," katanya. Kasus DBD itu terjadi, akibat penanggulangan pemberantasan nyamuk Aedes Aegepty di Kota Bekasi buruk dan belum adanya kebiasaan masyarakat menjalani pola hidup bersih, sehingga lingkungan mereka terkesan kumuh. Padahal, petugas Puskesmas setempat telah menggelar penyuluhan kepada masyarakat tentang cara memberantas nyamuk penyebab demam berdarah, namun dirasakan belum berjalan efektif karena partisipasi warga belum optimal. "Saya minta masyarakat juga waspada dan ikut berperanserta dalam upaya memberantas penyebaran nyamuk Aedes Aegepty dengan cara menguras bak mandi, mengubur kaleng bekas dan menutup tempat penampungan air," kata Bambang. Sementara itu, Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kota Bekasi, dokter Yasni Rufaidah, mengatakan, selama 2005 sebanyak 2.520 warga di 12 kecamatan se-Kota Bekasi terserang DBD, 22 di antaranya penderita meninggal karena terlambat dibawa ke puskesmas.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006