Area Manager Communication Relations & CSR PT Pertamina Papua Maluku Edi Mangun dalam siaran pers di Jayapura, Sabtu, mengatakan penyesuaian harga ini akan terus diimbangi dengan ketersediaan stok serta jaminan distribusi ke seluruh SPBU di Indonesia, sehingga pihaknya menjamin penyaluran BBM tetap merata bagi masyarakat.
“Stok BBM subsidi maupun nonsubsidi yang ada di wilayah Papua dan Maluku dalam kondisi aman dimana ketahanan stok Pertalite tercatat cukup untuk 23 hari, solar pada tingkat 24 hari, dan Pertamax dengan ketahanan 28 hari," katanya.
Menurut Edi, dengan rata-rata ketahanan produk di atas 20 hari tersebut maka posisi ketahanan stok Papua Maluku dalam kondisi terkendali.
"Komitmen kami dalam menjaga ketahanan energi nasional yang mana dari segi harga tetap dijaga pada tingkat yang paling kompetitif, untuk itu kami mengimbau agar masyarakat membeli sesuai kebutuhan," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa tren dari industri minyak dan gas, terutama harga minyak dunia atau ICP masih berada pada tingkat yang cukup tinggi, pada Agustus 2022 tercatat sekitar Rp94,17 dolar AS/barel.
Dia mengatakan untuk itu pihaknya menetapkan harga baru Pertamax yang berlaku mulai per 3 September 2022 dengan harga jual ditetapkan Rp14.850 per liter untuk wilayah Papua-Maluku atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 7,5 persen.
“Harga baru ini sudah sesuai dengan regulasi Kepmen ESDM No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU). Jika dibandingkan dengan produk RON 92 lainnya, harga Pertamax ini masih tergolong paling kompetitif jika dibandingkan dengan produk lain dengan RON sama memiliki harga yang lebih tinggi dari pada harga BBM milik Pertamina, ” katanya lagi.
Dia menambahkan kini perubahan harga pada mesin dispenser yang dilakukan tadi tidak mengalami kendala di lapangan, sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat berjalan dengan lancar setelah mesin dispenser berhasil disesuaikan.
Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2022