Jayapura (ANTARA News) - Sedikitnya 110 unit senjata api milik Satuan Brimob Polda Papua akan diuji balistik untuk memastikan keterlibatan anggota satuan itu dalam penembakan alumnus Universitas Negeri Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Asyo Ricard (Alfredo-Red) Iek. Kapolda Papua Irjen Pol Tommy Yacobus di Jayapura Jumat siang mengatakan, ratusan senjata api itu saat ini sudah dikumpulkan dan diuji balistik untuk mengetahui asal peluru yang bersarang di dalam tubuh korban mengingat dari hasil laporan Bareskrim Puslabfor Mabes Polri terungkap peluru tersebut adalah jenis kaliber 38. Jenis peluru tersebut ujar Kapolda Tommy Yacobus, diduga berasal dari senjata jenis SNW dan jenis revolver buatan Pindad. Menurut Kapolda, untuk tahap awal ini uji balistik baru dilakukan terhadap senjata milik Satuan Brimob, namun akan meluas satuan lainnya di lingkungan Polri. "Bila terbukti ada anggota Polri yang terlibat dalam kasus penembakan alumni Uncen itu, pihaknya tidak segan-segan melakukan pemecatan dan kemudian melimpahkan kasusnya untuk diproses sesuai hukum pidana," kata Jenderal berbintang dua itu. Dijelaskannya, adapun barang bukti yang dikirim ke Bareskrim Puslabfor Mabes Polri berupa serbu mesiu dan proyektil peluru. Asyo Ricagrd Iek terkapar di Kompleks Perumahan Penduduk di jalan menuju Bumi Perkemahan (Buper) Cenderawasih Waena, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Rabu (29/3) sekitar pukul 20.00 WIT saat mengadakan acara syukuran setelah siang harinya dikukuhkan dalam wisuda sarjana oleh Rektor Uncen, Prof. Dr.Bert Kambuaya,MBA. Korban jatuh terkena peluru oleh empat orang yang mengendarai dua sepeda motor melintasi jalan menuju Buper. Dokter di RS Dian Harapan, Waena, Rabu (29/3) langsung mengadakan operasi mengeluarkan serpihan peluru yang bersarang dalam tubuh korban. Kondisi korban kini semakin membaik.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006