London, (ANTARA News) - Harga minyak dunia sedikit meningkat pada Jumat waktu setempat, karena para pedagang menangkap data pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan di Amerika Serikat.

AFP melaporkan, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret bertambah 60 sen menjadi 46 dolar AS per barel di InterContinental Exchange, London.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk Maret, naik 30 sen menjadi 41,74 dolar AS per barel, setelah sempat menembus 43 dolar AS, menyusul publikasi dari jumlah PDB.

Ekonomi AS merosot 3,8 persen dalam kuartal keempat 2008 dan merupakan kinerja terburuk sejak 1982, ungka data pemerintah, Jumat.

Namun, gambaran tersebut tidak seburuk yang dicemaskan banyak pihak, dengan para analis rata-rata memprediksi penurunan tahunan produk domestik bruto (PDB) 5,5 persen.

Analis Tradition Energy, Addison Armstrong, mengatakan bahwa berlanjutnya "pergerakan naik (harga minyak) tertutup oleh berkembangnya kekhawatiran keadaan ekonomi global."

Harga minyak mentah juga naik pada awal Jumat, satu hari setelah OPEC mengatakan akan mempertimbangkan pegurangan produksi lanjutan untuk mendukung pasar menghadapi jatuhnya permintaan akibat perlambatan ekonomi global.

Para anggota OPEC perlu sebuah harga minyak di atas 50 dolar AS untuk membuat ekspor bermanfaat, ungkap Ketua OPEC lalu menambahkan lebih banyak penurunan produksi dimungkinkan pada tahun ini.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memproduksi 40 persen dari minyak mentah dunia, dalam setahun terakhir telah menurunkan produksinyan total 4,2 juta barel per hari, karena harga minyak merosot dari rekor tertinggi 147 dolar AS pada Juli.

Salah satu faktor yang telah mendukung harga minyak adalah pengurangan produksi yang dibuat oleh OPEC," kata Victor Shum, seorang analis perusahaan konsultan energi Purvin and Gertz.

"Karena itu, meski seluruh berita ekonomi buruk membanjiri pasar, harga minyak telah stabil."
Setelah turun pada awal pekan ini, harga minyak "rebound" pada Rabu, karena harapan ekonomi rebound menutup dampak meningkatnya cadangan minyak mentah AS dan prospek suram ekonomi global dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Pusat Informasi Energi AS (EIA), sebuah lembaga di bawah naungan Departemen Energi AS (DoE) mengatakan, cadangan minyak mentahnya meningkat 6,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 23 Januari, dua kali lipat lebih besar dari ekspektasi pasar dan mengindikasikan melemahnya permintaan.

Sedangkan stok bensin atau bahan bakar minyak merosot 100.000 barel, berlawanan dengan para analis yang memproyeksikan sebuah kenaikan. Minyak destilasi, termasuk bahan bakar pemanas dan minyak disel turun satu juta barel.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009