Gambaran kasar angka penggajian adalah salah satu dari pertumbuhan pekerjaan yang secara bertahap melambat dari terik menjadi panas, masih terlalu cepat untuk The Fed
New York (ANTARA) - Wall Street melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghapus lonjakan awal setelah laporan penggajian AS Agustus menunjukkan perekrutan yang lebih kuat dari perkiraan tetapi kenaikan tingkat pengangguran menjadi 3,7 persen meredakan beberapa kekhawatiran Federal Reserve akan agresif dalam menaikkan suku bunga.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 337,98 poin atau 1,07 persen, menjadi menetap di 31.318,44 poin. Indeks S&P 500 terpangkas 42,59 poin atau 1,07 persen, menjadi berakhir di 3.924,26. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 154,27 poin atau 1,31 persen, menjadi ditutup pada 11.630,86 poin.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan real estat masing-masing jatuh 1,85 persen dan 1,68 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor energi terangkat 1,81 persen, merupakan satu-satunya kelompok yang memperoleh keuntungan.
Untuk minggu ini, indeks Dow melemah 3,0 persen, indeks S&P 500 merosot 3,3 persen dan Komposit Nasdaq jatuh 4,2 persen. Ketiga indeks utama membukukan kerugian mingguan ketiga berturut-turut.
Kenaikan awal sesi saham-saham AS terjadi setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan untuk Agustus dalam laporan penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP), meskipun mengutip lebih banyak pekerjaan baru untuk bulan tersebut daripada perkiraan para ekonom.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (2/9/2022) bahwa data penggajian non-pertanian Agustus meningkat 315.000 menyusul revisi turun 526.000 pada Juli, dan tingkat pengangguran naik menjadi 3,7 persen.
"Gambaran kasar angka penggajian adalah salah satu dari pertumbuhan pekerjaan yang secara bertahap melambat dari terik menjadi panas, masih terlalu cepat untuk The Fed," Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, mengatakan Jumat (2/9/2022) dalam sebuah catatan.
Dalam pidato minggu lalu di simposium bank-bank sentral Jackson Hole, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan "beberapa pelunakan" kondisi pasar tenaga kerja kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi menuju target Fed sebesar 2,0 persen.
Pasar saham masih berada di bawah tekanan kekhawatiran pengetatan kebijakan agresif The Fed yang telah mengirim saham lebih rendah setelah mencapai level tertinggi empat bulan pada pertengahan Agustus, dengan S&P 500 jatuh sekitar 7,0 persen sejak sehari sebelum pernyataan hawkish Ketua Fed Jerome Powell pekan lalu tentang kenaikan suku bunga.
Fokus pasar sekarang bergeser ke laporan harga konsumen Agustus yang akan dirilis pertengahan bulan, data utama terakhir yang tersedia sebelum pertemuan kebijakan Fed 20-21 September.
Pasar AS akan tutup pada Senin (5/9/2022) untuk libur Hari Buruh.
Baca juga: Wall St ditutup bervariasi, S&P 500 hentikan penurunan 4 sesi beruntun
Baca juga: Saham Asia merosot jelang laporan data pekerjaan AS
Baca juga: Pasar saham di Eropa menguat setelah minggu berfluktuasi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022