Jakarta (ANTARA) - Wali Kota (Mayor) Rotterdam, Belanda, Ahmed Aboutaleb menekankan aspek pembangunan manusia merupakan hal yang utama dalam pembangunan sebuah kota.
"Di dunia ini ada berbagai potensi yang dimiliki oleh satu kota. Dan kita bisa mengembangkan potensi tersebut untuk pembangunan, untuk hal tersebut kita membutuhkan satu instrumen penting, yakni berinvestasi pada manusia dan berinvestasi pada pendidikan," kata Aboutaleb dalam Jakarta Investment Forum (JIF) 2022 di Jakarta, Kamis.
Investasi pada manusia dan pada pendidikan, menurut Aboutaleb, adalah hal yang utama dalam pembangunan sebuah kota, sebelum berinvestasi pada infrastruktur fisik seperti jalan, kabel, atau jembatan.
Dia mencontohkan pengalaman pribadinya ketika tahun pertama dirinya menjabat sebagai Wali Kota dari kota pelabuhan di negeri kincir angin tersebut, di mana saat itu tingkat kriminalitas berada pada level yang mengkhawatirkan, namun dia lebih memilih melakukan perbaikan besar-besaran dalam kehidupan sosial masyarakat, ketimbang penambahan besar-besaran personel polisi.
"Saya saat itu berkata pada legislatif yang meminta penambahan polisi, bahwa saya tidak menolak hal itu, tapi mungkin kita harus membawa kualitas yang lebih baik pada lingkungan masyarakat, yakni sekolah yang lebih baik, keadaan kultural yang lebih baik, fasilitas kemasyarakatan yang lebih baik," ucapnya.
Rotterdam, kata Wali Kota berdarah Maroko tersebut, berinvestasi sekitar 40 juta euro untuk membuat beberapa fasilitas untuk olahraga di mana anak-anak dapat bermain, kemudian untuk memperbaharui sekitar 35 ribu rumah di mana sekitar 200 ribu orang tinggal dan secara simultan bekerja di sekitarnya.
"Inilah yang saya sebut ketangguhan sosial yang lebih jauh, bukan bangunan, bukan kabel, bukan juga jembatan. Jadi manusia adalah aspek utama, kemudian aspek sosial kesejahteraan, baru kemudian investasi pada infrastruktur fisik," ucapnya.
Meski demikian, dia juga mengatakan bahwa berbagai pembangunan satu kota dalam setiap aspeknya untuk berjalan sebaik mungkin, sangatlah membutuhkan berbagai sumber daya dan membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit.
"Jika semisal Jakarta ini memiliki pembiayaan atau dana yang konstan atau stuck pada satu titik, hal yang bisa dilakukan adalah membuat pilihan mana yang paling utama, karena tidak mungkin anda dapat melakukan lebih banyak (pekerjaan) dengan sesuatu (pendanaan) yang lebih sedikit," ucap Aboutaleb.
Karena itu dia menekankan perlunya setiap pemimpin untuk bisa mengkombinasikan antara sumber pendanaan dengan kebijakan demi melaksanakan pembangunan yang lebih baik pada masyarakatnya di masa depan.
"Yang tidak kalah penting, adalah pemimpin yang ingin ambil risiko. Namun bukan seperti secara serampangan mempersilahkan sumber daya contohnya lahan untuk digarap pengembang secara bebas, tapi dalam hal berpartisipasi untuk penganggaran satu proyek pembangunan khususnya bagi kepentingan sosial masyarakat," ucap dia.
Aboutaleb juga mengingatkan bahwa pendidikan dan sistem sosial dari penduduk merupakan kunci dalam memerangi berbagai tindak kejahatan seperti korupsi.
"Koruptor itu tidak datang dari bulan tapi, hasil dari masyarakat kita, dari budaya kita, dari peradaban kita. Saya mengutip Al-Qur'an, nasib suatu masyarakat tidak akan berubah sampai masyarakat itu mengubahnya sendiri," tuturnya.
JIF sendiri merupakan kegiatan yang mempertemukan investor dengan pemerintah dan BUMD yang memiliki proyek pembangunan di Jakarta.
Dalam JIF 2022 yang merupakan forum investasi perdana yang diselenggarakan secara langsung setelah diadakan secara daring karena pandemi COVID-19 itu, tujuh duta besar negara sahabat yakni Korea Selatan, Singapura, Kamboja, Irlandia, Spanyol, Bangladesh dan Qatar juga hadir.
Baca juga: Rotterdam ingatkan pentingnya pengelola pasar datangkan investor
Baca juga: DKI-Bank Dunia tekankan investasi penting untuk kota berkelanjutan
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022