Kiev (ANTARA) - Salah satu dari dua reaktor operasional di Zaporizhzia, kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir milik Ukraina namun dikuasai Rusia, mati karena digempur Rusia, demikian diumumkan perusahaan PLTN Ukraina, Energoatom.

"Sebagai akibat dari gempuran mortir oleh Rusia ... tenaga di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, perlindungan darurat dinyalakan dan unit kelima tenaga listrik mati," tulis Energoatom di aplikasi perpesanan Telegram.

Energoatom menambahkan bahwa "unit pembangkit No. 6 tetap jalan dalam sistem energi Ukraina" dan memasok listrik bagi kebutuhan PLTN sendiri.

Akibat gempuran, saluran layanan listrik yang digunakan untuk kebutuhan PLTN tersebut juga rusak dan generator-generator pendukung harus diaktifkan.

Generator diesel sedang digunakan di unit pembangkit listrik No. 2 yang tidak beroperasi, kata perusahaan negara tersebut.

Pada Kamis, sekelompok ahli nuklir dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berangkat menuju PLTN itu. Kunjungan tetap dilakukan kendati ketika kedua pihak yang berkonflik melaporkan ada pertempuran di daerah tersebut.

Kondisi Zaporizhzhia, yang merupakan PLTN terbesar di Eropa, dalam minggu-minggu belakangan ini memburuk.

Rusia dan Ukraina saling melemparkan tuduhan melakukan gempuran di daerah itu dan meningkat kekhawatiran soal kemungkinan bencana radiasi.


Sumber: Reuters
Baca juga: Tim PBB akan kunjungi PLTN Zaporizhzhia untuk periksa kerusakan
Baca juga: Rusia harapkan kunjungan IAEA ke PLTN Zaporizhzhia
Baca juga: Zelenskyy dan IAEA bahas misi PLTN Zaporizhzhia

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022