Lima (ANTARA News) - Cucu penjelajah legendaris Norwegia, Thor Heyerdhal, merencanakan akan melakukan napak tilas pelayaran kakeknya dengan rakit Kon-Tiki yang terbuat dari kayu balsa pada 1947, dengan menyeberangi Samudera Pasifik dari Peru ke Polinesia. Olav Heyerdahl, 29 tahun, dan lima warga Norwegia lainnya akan meluncurkan Tangaroa, kapal mereka yang terbuat dari batang pohon kayu balsa dan diikat menjadi sebuah rakit primitif, dari Callao pada 28 April untuk menciptakan kembali pelayaran melintasi Samudera Pasifik selama 101 hari yang telah dilakukan kakeknya. Menurut dia, pelayaran ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa rakyat Amerika Selatan pra-sejarah telah berlayar ke Polinesia. "Kami ingin menguji sistem navigasi penduduk asli pantai Peru, untuk mensurvei kerusakan lingkungan, dan mengikuti lintasan Thor Heyerdhal," kata Olav Heyerdahal kepada AFP. Tangaroa berukuran panjang 16 meter dana lebar delapan meter dan dilengkapi dengan lunas sederhana untuk membantu mengarahkan kapal itu. Film dokumenter pelayaran asli Kon-tiki memperoleh Piala Oscar pada 1951, namun teori Thor Heyerdhal bahwa penduduk pra-Inca Amerika Selatan kemungkinan telah mendiami Pasifik Selatan telah ditolak para antropolog, yang mengemukakan penduduk Polinesia berasal dari Indonesia. (*)
Copyright © ANTARA 2006