Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S mengatakan bahwa pasien hipertensi berisiko mengalami gangguan kognitif atau demensia.
dr. Eka menjelaskan tekanan darah tinggi dapat menimbulkan kerusakan di dinding pembuluh darah sehingga lambat laun akan terjadi kerusakan di saraf darah otak serta penyempitan pembuluh darah berukuran kecil-kecil di otak.
"Sumbatan-sumbatan kecil-kecil ini biasanya lebih dominan di daerah memori itu, yang menyebabkan dia mengalami gangguan kognitif yang berlanjut sebagai demensia," ujar dr. Eka dalam diskusi daring “Waspada Hipertensi Merusak Otak” di Jakarta, Rabu.
Namun, dr. Eka mengatakan tidak dapat memastikan kapan demensia datang kepada penderita hipertensi. Pasalnya, demensia juga dipengaruhi oleh banyak faktor lain termasuk genetik.
"Kapan akan terjadinya demensia? Tidak ada yang tahu, enggak semua yang hipertensi akan demensia tapi berisiko demensia. Jadi belum bisa dibilang hipertensi menimbulkan demensia setelah sekian tahun," katanya.
Lebih lanjut, dr. Eka mengatakan sumbatan-sumbatan kecil yang muncul di otak juga dapat terjadi pada pasien hipertensi yang telah terkontrol selama bertahun-tahun dan tidak jarang yang mengalami gangguan kognitif.
Hipertensi sendiri merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Untuk mengatasinya, pasien harus minum obat secara teratur, mengatur pola hidup sehat serta menghindari faktor risikonya.
Baca juga: Hipertensi jadi faktor risiko utama stroke
Baca juga: Studi: Peningkatan frekuensi tidur siang bisa picu hipertensi esensial
Baca juga: Jamaah haji jangan abaikan hipertensi bisa memicu jantung
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022