Jakarta (ANTARA) - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mengajak masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi U.ID yang fitur utamanya adalah "single sign on" atau layanan pintu masuk tunggal untuk aplikasi-aplikasi pihak ketiga.

"PANDI dalam kesempatan ini juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi U.ID yang merupakan sebuah layanan yang dapat digunakan oleh pengguna untuk melakukan akses, autentikasi dan otorisasi yang dikelola oleh PANDI," kata Kepala Operator Registri PANDI Dwi Widiastuti dalam pernyataan pers, Rabu.

Dengan adanya U.ID PANDI berharap semakin banyak layanan digital di Indonesia yang menggunakan sebagai single sign on di U.ID.

Dalam hal untuk meningkatkan inovasi pemanfaatan U.ID, menurut Widiastuti, PANDI menyelenggarakan kompetisi pemanfaatan U.ID/Hackhaton U.ID yang presentasi dan penjuriannya telah dilakukan saat ID-RES berlangsung.

Dwi Widiastuti juga menjelaskan bahwa kegiatan ID-RES ini digelar selama 2 hari pada tanggal 24-25 Agustus 2022 di RYogyakarta dan terdiri dari konferensi yang diisi oleh para narasumber ahli dan expo yang diikuti oleh para pelaku UMKM serta berbagai lomba/kompetisi.

"ID-RES ini diisi oleh berbagai konferensi/talkshow dengan topik menarik terkait dunia digital, launching PANDI Institute dan penampilan stand up comedy dari komika ternama," katanya.

Pada sesi talkshow Living with Technologies, Basuki Suhardiman dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan pentingnya seluruh elemen masyarakat untuk memiliki kemampuan hidup berdampingan dengan teknologi.

"Kita semua harus berkolaborasi untuk menanamkan pendidikan teknologi harus diajarkan sejak dini agar SDM kita siap hidup dengan teknologi dan tidak tertinggal dengan negara-negara lain," katanya.

Muhammad Neil El Himam selaku Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf pada sesi talkshow UMKM Go Digital mengutarakan bahwa prospek ekonomi digital Indonesia saat ini sangatlah menjanjikan.

"Perkembangan ekonomi digital di Indonesia saat ini sangatlah pesat, sehingga hal ini menjadi peluang yang sangat besar bagi UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia," tutur Muhammad Neil El Himam.

Filolog Aksara Jawa Arif Budianto mengatakan, teknologi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan eksistensi budaya Nusantara khususnya aksara-aksara daerah.

"Kita dapat membangun infrastruktur dan memanfaatkan ekosistem digital untuk mempermudah masyarakat dalam mempelajari aksara-aksara daerah yang ada di Indonesia sehingga aksara-aksara Indonesia ini dapat diteruskan oleh para generasi muda Indonesia," jelasnya.

Sementara Nur Achmadi Salmawan dari Badan Siber dan Sandi Negara mengingatkan tentang pentingnya semua pihak untuk berkolaborasi untuk menguatkan pengamanan data pribadi. "Kolaborasi penguatan keamanan perlindungan data pribadi di era sekarang termasuk di website berdomain .ID sangatlah penting melalui penyusunan regulasi, audit, edukasi, literasi masyarakat dan lain-lain."


Baca juga: PANDI ajak semua pihak jaga kedaulatan digital Indonesia

Baca juga: PANDI selenggarakan ID-RES dukung ketahanan digital

Baca juga: Pro dan kontra aturan ruang digital

Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022