Surabaya (ANTARA News) - Banjir yang menggenangi ratusan rumah di Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jatim dikhawatirkan akan meluas karena hingga Kamis pagi hujan masih mengguyur daerah ini.
Wartawan ANTARA News melaporkan, meski muncul kekhawatiran bahwa banjir yang disebabkan oleh meluapnya Kali Lamong itu bisa meluas, warga yang rumahnya terendam tetap memilih bertahan dengan alasan kondisi seperti ini sudah sering dialaminya.
Ratusan warga yang rumahnya terendam setinggi 40-80 sentimeter itu, sudah dua hari memilih bertahan di rumah masing-masing.
Sebelumnya, pada beberapa hari silam, musibah serupa di daerah ini mengakibatkan seorang anak tewas terseret banjir, demikian keterangan yang dihimpun ANTARA dari Benjeng, Kabupaten Gresik.
Banjir kali ini semula hanya menggenangi enam desa, namun saat telah meluas hingga merendam belasan desa di Kecamatan Benjeng.
"Masyarakat khawatir jika terus hujan, banjir akan meluas," kata salah seorang warga Benjeng yang mengaku risau terhadap banjir yang selalu terjadi setiap musim hujan tiba itu.
Pihak Kantor Kecamatan Benjeng hingga kini masih belum mengetahui kerugian akibat meluapnya Kali Lamong tersebut dan mencatat sekitar 12 desa di wilayah itu terendam air.
Kali Lamong diprediksi sudah tidak mampu lagi menampung curah air hujan yang masih sering terjadi di kawasan pantai utara Jatim.
Warga menyatakan hingga kini belum ada aparat dari instansi terkait di Gresik yang memberikan bantuan pangan, sementara persediaan makanan warga semakin terbatas, mengingat mereka tak bisa melanjutkan usahanya.
Ratusan rumah warga dan areal persawahan di Desa Kedungsekar, Sedapurklagen, Deliksumber, Kedungrukem, Kalipadang, Munggungianti, Bulang Kulon, Bengkelor, Gluranploso, Klampok, Bulurejo, Sirnoboyo, terendam air setinggi lutut orang dewasa.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim, Tanjung Perak, Surabaya, memprediksi sebagian wilayah kawasan pantai utara yakni Gresik, Lamongan dan Tuban, masih akan diguyur hujan disertai petir dan angin kencang.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006