Makassar (ANTARA News) - Masyarakat dunia menaruh harapan besar terhadap Presiden Terpilih Amerika, Barack Obama agar dapat menghentikan serangan Israel terhadap Palestina. "Masyarakat dunia yang cinta perdamaian dan keadilan, menaruh harapan besar terhadap Obama melalui berbagai kebijakannya setelah dilantik pada 20 Januari mendatang," jelas Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, DR Kautsar Bailusy di Makassar, Senin.Menurutnya, sudah menjadi informasi publik jika serangan Israel dalam sejarahnya selalu mendapat "campur tangan" dari negara adikuasa Amerika. Namun dengan pergantian kekuasaan, diharapkan Obama bisa lebih bijak dalam melihat persoalan pertikaian di Jalur Gaza.Mengenai pertikaian Israel dan Palestina sendiri, ia menilai, bukan semata-mata persoalan agama, namun lebih banyak ke arah politik dalam memperebutkan wilayah yang dinilai kedua belah pihak sebagai `Kota Suci`. "Jadi bukan lagi peperangan agama, antara penganut Agama Islam dan non Islam, tapi sebenarnya sudah menjadi persoalan politik," ujarnya.Sementara mengenai aksi demo umat Islam di Indonesia yang ujung-ujungnya memboikot produk Amerika yang dinilai sebagai sekutu Israel, ia mengatakan, hal itu merupakan model pergerakan umat Islam yang bukan hanya muncul di Indonesia, tetapi juga di luar negeri, sebagai salah satu aksi protes terhadap agresi yang dilakukan Israel.Kendati demikian, ia mengimbau agar aksi protes tidak menimbulkan aksi anarkis yang dapat merugikan pihak lain yang notabene sebagian besar pekerjanya adalah warga setempat. Hal senada dikemukakan Direktur Eksekutif Lembaga Pendidikan Informasi Studi Media Publik (LaPISMedik) Makassar, Hadawiah, MSi. Menurutnya, sentimen agama sebagai bentuk solidaritas adalah sah-sah saja. Namun hendaknya, tetap dalam koridor bahwa umat Islam adalah pencinta damai dan tidak suka kekerasan."Aksi boikot pun sebagai upaya menurunkan rolyalti pendapatan pengusaha Amerika, juga harus dilihat implikasinya lebih jauh, jangan sampai justeru akan menimbulkan PHK, padahal pekerja itu adalah orang kita sendiri yang butuh makan dan menghidupi keluarganya," tandasnya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009