Singapura (ANTARA) - Dolar AS menguat pada awal perdagangan di Asia Rabu pagi, karena data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan dan komentar Federal Reserve yang hawkish menunjukkan suku bunga yang lebih tinggi.

Sementara spekulasi kenaikan suku bunga di Eropa juga mengangkat mata uang bersama bertahan di atas paritas.

Inflasi Jerman berjalan pada level tertinggi dalam hampir 50 tahun dan paduan suara yang berkembang dari pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) yang menyerukan kenaikan suku bunga besar membuat pasar memperkirakan peluang kenaikan suku bunga 75 basis poin yang lebih baik pada minggu depan.

Euro menguat 0,16 persen menjadi 1,0003 dolar di awal perdagangan Asia, yang jika dipertahankan akan membuat kenaikan sesi ketiga berturut-turut. Data inflasi zona euro akan dirilis pada pukul 09.00 GMT.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, melayang di 108,71, tepat di bawah puncak dua dekade di 109,48 yang dibuat pada Senin (29/8/2022), dengan dolar menguat terhadap sterling, Aussie dan kiwi semalam. Pelemahan yen stabil di 138,56 per dolar.

Survei aktivitas China yang dijadwalkan pada pukul 01.30 GMT akan diawasi ketat di sesi Asia dan dapat membebani yuan dan mata uang komoditas kawasan - seperti dolar Australia - jika data mengecewakan.

Bulan lain kontraksi manufaktur diperkirakan terjadi pada Agustus, dengan pembacaan diperkirakan pada 49,2, sedikit lebih tinggi dari pembacaan 49,0 pada Juli.

"Saya pikir data baru-baru ini, terutama keuntungan industri yang keluar selama akhir pekan, menunjukkan risiko bahwa kita mungkin benar-benar mendapatkan kejutan penurunan yang lebih parah di sana," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang di National Australia Bank di Sydney.

Dolar Australia dan Selandia Baru mengalami kerugian, tetapi keduanya stabil di awal perdagangan untuk menempatkan Aussie di 0,6861 dolar AS dan kiwi di 0,6139 dolar AS.

Yuan berada di bawah tekanan pada 6,9211 per dolar di perdagangan luar negeri.

Lowongan pekerjaan AS meningkat 199.000 menjadi 11,239 juta pada Juli, data yang dirilis semalam menunjukkan, menunjukkan permintaan tenaga kerja yang terus-menerus kuat dan mungkin menunjukkan gambaran kuat untuk data tenaga kerja yang lebih luas yang akan dirilis pada Jumat (2/9/2022).

Kepala Fed New York John Williams mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa pihaknya akan "membutuhkan waktu" sebelum suku bunga akan dipotong, sementara Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan: "Saya tidak berpikir kita sudah selesai melakukan pengetatan."

Pedagang memperkirakan sekitar 69 persen peluang kenaikan suku bunga Fed sebesar 75 basis poin bulan depan.

Sterling naik 0,1 persen menjadi 1,1666 di awal perdagangan, setelah mencapai level terendah baru 2,5 tahun di 1,1622 dolar semalam.

Baca juga: Dolar AS naik tipis meski masih di bawah level tertinggi 20 tahun
Baca juga: Dolar merosot di bawah puncak 20 tahun, euro terangkat taruhan ECB
Baca juga: Yuan kembali jatuh 104 basis poin menjadi 6,8802 terhadap dolar AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022