New York (ANTARA) - Kurs dolar AS naik tipis pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), tetapi masih berada di bawah tertinggi 20 tahun yang dicapai sehari sebelumnya.

Sementara euro kembali menembus paritas, karena pasar memperkirakan kenaikan suku bunga tinggi oleh Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa (ECB).

Greenback telah didukung oleh kenaikan suku bunga agresif oleh The Fed dalam upaya untuk menahan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, dan data ekonomi yang dirilis pada Selasa (30/8/2022) memberi bank sentral tidak ada alasan untuk menahan diri.

Satu laporan menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan AS secara tak terduga naik pada Juli, sementara bulan sebelumnya direvisi lebih tinggi, menunjukkan ekonomi yang kuat, meskipun mencatat dua penurunan kuartalan berturut-turut dalam produk domestik bruto.

"Ini adalah salah satu komponen penting dari pasar tenaga kerja yang akan membantu The Fed membenarkan kenaikan suku bunga yang agresif," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda.

"Jika orang Amerika memiliki pilihan untuk dipekerjakan, The Fed dapat mengabaikan kemerosotan yang cepat dengan rilis ekonomi lainnya."

Data lain menunjukkan rebound yang lebih besar dari perkiraan dalam kepercayaan konsumen AS pada Agustus setelah tiga penurunan bulanan berturut-turut, berpotensi menjadi sinyal positif untuk belanja konsumen.

Pelaku pasar meningkatkan taruhan mereka pada peluang kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut oleh The Fed pada September menjadi 74,5 persen dari sekitar 66,5 persen sekitar satu jam sebelum data ekonomi AS dirilis Selasa (30/8/2022).

Indeks dolar naik 0,074 persen menjadi 108,73 pada pukul 19.00 GMT, setelah menyentuh 109,48 pada Senin (29/8/2022), level tertinggi sejak September 2002.

Beberapa pedagang bertaruh The Fed akan berputar ke sikap yang lebih akomodatif di awal 2023, tetapi ekspektasi itu pupus pada Jumat (26/8/2022) ketika Ketua Jerome Powell mengatakan pada konferensi Jackson Hole di Wyoming bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga dan mempertahankannya tetap tinggi untuk beberapa waktu.

“Harapan itu akhirnya mereda sekarang pascaJackson Hole, dan pertanyaan untuk pasar adalah, apa yang akan mengubah narasinya? Dan argumennya adalah gaji Jumat (2/9/2022), jadi kami melihat sedikit konsolidasi dari pergerakan minggu lalu bermain di sini," kata Simon Harvey, analis pasar valas di Monex Europe.

Semua mata akan tertuju pada data penggajian non pertanian (NFP) AS untuk Agustus pada Jumat (2/9/2022), karena setiap penurunan permintaan tenaga kerja akan mengurangi tekanan pada The Fed untuk mempertahankan kenaikan suku bunga yang terlalu besar.

Euro naik 0,28 menjadi 1,00245 dolar, kembali di atas paritas dengan greenback.

Inflasi Jerman naik ke level tertinggi dalam hampir 50 tahun pada Agustus, mengalahkan level tertinggi hanya tiga bulan sebelumnya, data menunjukkan, memperkuat kasus bagi ECB untuk menaikkan suku bunga basis poin yang lebih besar bulan depan.

Mata uang tunggal telah meningkat selama beberapa sesi terakhir didorong perkiraan kenaikan suku bunga agresif oleh ECB, serta pelemahan harga gas alam, kata John Hardy kepala strategi valas di Saxo Bank.

Harga gas grosir Inggris dan Belanda turun pada Selasa (30/8/2022) karena Eropa hampir mencapai target persediaan gasnya menjadi 80 persen penuh.

Sterling turun 0,38 persen menjadi 1,16615 dolar setelah libur bank Inggris pada Senin (29/8/2022). Dolar menguat 0,05 persen terhadap yen Jepang yang sensitif terhadap suku bunga di 138.640 yen.

Di pasar uang kripto, bitcoin turun kembali di bawah level 20.000 dolar AS setelah mencapai level terendah enam minggu di 19.526 dolar AS selama akhir pekan.


Baca juga: Dolar merosot di bawah puncak 20 tahun, euro terangkat taruhan ECB
Baca juga: Dolar turun di bawah puncak 20 tahun, euro terangkat spekulasi ECB
Baca juga: "Penjualan dolar Hong Kong" tidak berdampak pada stabilitas finansial

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022