New York (ANTARA) - Dolar menyentuh level tertinggi baru 20 tahun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terangkat oleh komentar hawkish oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell, tetapi tetap terkendali karena euro didorong oleh meningkatnya ekspektasi untuk kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB).
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, mencapai 109,48 di awal sesi, level yang tidak terlihat sejak September 2002.
Greenback memperpanjang kenaikan dari Jumat (26/8/2022), ketika Powell mengatakan pada konferensi perbankan sentral Jackson Hole di Wyoming bahwa Fed akan menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk membatasi pertumbuhan, dan mempertahankannya "untuk beberapa waktu" untuk menurunkan inflasi yang berjalan lebih dari tiga kali lipat target Fed 2,0 persen.
"Ketua The Fed pekan lalu terdengar sangat hawkish, dan itu cukup banyak mendobrak gagasan poros kebijakan awal tahun depan," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera.
Pasar uang meningkatkan taruhan untuk kenaikan suku bunga Fed yang lebih agresif pada September, dengan kemungkinan kenaikan 75 basis poin sekarang terlihat sekitar 70 persen. Imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak, dengan imbal hasil obligasi dua tahun mencapai level tertinggi 15 tahun di sekitar 3,49 persen.
Pedagang menantikan 2 September, ketika laporan ketenagakerjaan AS Agustus akan dirilis, memberikan salah satu pandangan penting terakhir tentang kesehatan ekonomi dalam menghadapi kenaikan suku bunga dan inflasi yang sangat tinggi sebelum pertemuan kebijakan Fed berikutnya.
Euro bergerak lebih tinggi, dibantu oleh komentar dari pejabat Eropa yang menunjuk kemungkinan kenaikan 75 basis poin pada pertemuan ECB 8 September.
Baca juga: Dolar capai tertinggi 20 tahun, Fed isyaratkan bunga tinggi lebih lama
Anggota dewan ECB Isabel Schnabel memperingatkan pada Sabtu (27/8/2022) bahwa bank sentral berisiko kehilangan kepercayaan publik dan harus bertindak tegas untuk mengekang inflasi, sekalipun jika langkah itu menyeret ekonomi mereka ke dalam resesi.
"Euro mencuri sebagian dari dolar dan itu dengan pandangan bahwa ECB mungkin menyamai kenaikan suku bunga raksasa Fed dengan salah satu (kenaikan) darinya sendiri bulan depan," kata Manimbo.
Euro terakhir naik 0,29 persen, tetapi masih tetap di bawah paritas dengan dolar di 0,9993 dolar.
"Bank-bank sentral tidak tertarik untuk menjadi apa pun selain hawkish saat ini mengingat inflasi, sehingga mereka akan menaikkan suku bunga secara agresif," kata kepala analis Nordea, Jan von Gerich.
Sebuah komentar oleh Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck bahwa dia memperkirakan harga gas akan segera turun, dengan Jerman membuat kemajuan pada target penyimpanannya, juga mungkin telah mendukung euro.
Indeks dolar, terutama berdasarkan kenaikan euro, turun 0,348 persen pada 108,8 pada pukul 19.20 GMT.
Greenback naik 0,78 persen terhadap yen Jepang di 138,76 yen.
Sterling jatuh ke level terendah 2,5 tahun di 1,1649 dolar dalam perdagangan tipis karena hari libur umum Inggris, versus greenback dan terakhir turun 0,23 persen pada 1,1703 dolar.
Di pasar uang kripto, bitcoin naik tipis untuk diperdagangkan kembali di atas level 20.000 dolar AS.
Baca juga: Dolar menguat karena investor bersiap untuk suku bunga lebih tinggi
Baca juga: Dolar AS menguat setelah Ketua Fed Jerome Powel kirim pesan "hawkish"
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022