Jayapura (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Papua Nugini (PNG) Andriana Supandi mengatakan Perdana Menteri PNG James Marape telah meminta institusinya melakukan investigasi penuh terkait penembakan nelayan Indonesia.

"Memang benar PM PNG telah menyatakan pihaknya melakukan investigasi penuh atas insiden penembakan dan hasilnya akan disampaikan kepada Pemerintah Indonesia," jelas Dubes Andriana Supandi kepada ANTARA yang menghubungi dari Jayapura, Papua, Senin.

Diakui, sebelumnya Kedubes di Port Moresby telah melayangkan nota diplomatik terkait penembakan yang diduga dilakukan tentara PNG (PNGDF) terhadap nelayan asal Merauke.

Kedubes RI juga meminta agar dilakukan investigasi menyeluruh terkait kasus penembakan yang menewaskan Sugeng, nakhoda KM Calvin 02.

Baca juga: Penembakan kapal nelayan di perairan PNG diduga dari jarak dekat

Baca juga: Anggota DPR dukung Kemlu minta penjelasan PNG soal penembakan nelayan

Selain itu pihaknya juga berharap agar para pelaku diberikan sanksi sesuai hukum yang berlaku di PNG, ucap Dubes Andriana Supandi berharap.

Ketika ditanya tentang kondisi 13 ABK dua kapal nelayan yang ditangkap PNGDF, Dubes Andriana mengaku, saat ini sudah berada di perairan Port Moresby dan dalam kondisi sehat.

Kedubes RI akan terus memantau dan memberikan bantuan, namun masih menunggu akses konsuler dari Pemerintah PNG, sehingga pihaknya dapat memberikan bantuan secara menyeluruh, ujarnya.

13 Nelayan yang ditahan merupakan ABK dari kapal motor nelayan Arsyla 77 dan KM Barakah Paris yaitu Sarif Casiman (32/nakhoda), Riki Heni Setiawan (38), Farid Sasole (32) Feli Puswaskor (22), Joni (46), Ceno Jelafui (28), Rohman (43), Joni (51), Amin Nurul Mustofa (21), Nuriadi (42), Beni Wasel (26), Fernando Tuwok (22), Laode Darsan (40) .

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022