Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Gerilyawan di Afghanistan selatan melancarkan serangan terhadap pangkalan militer bala tentara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS), dan menewaskan dua prajurit, Rabu. Empat prajurit koalisi dan satu prajurit Afghanistan juga cedera dalam serangan di provinsi yang dilanda aksi perlawanan Helmand itu, demikian pernyataan dari kalangan militer di pangkalan tersebut. Menurut pernyataan tersebut, sebanyak 12 gerilyawan tewas dalam serangan balasan oleh bala tentara koalisi, yang juga melibatkan skuadron udara. Pihak tentara koalisi sejauh ini tidak menyiarkan kewarganegaraan prajurit asing lain yang tewas, kecuali adanya seorang tentara AS. Helmand adalah salah satu provinsi yang paling parah dilanda perlawanan yang dilancarkan oleh Taliban setelah mereka digulingkan dari pemerintahan pada November 2001, menyusul serangan militer koalisi.Kelompok pertama dari lebih 3.000 prajurit Inggris yang digelar di provinsi tersebut dalam beberapa pekan mendatang berada di daerah tersebut guna mempersiapkan kedatangan pasukan utama. Pangkalan utama mereka akan berada di ibukota provinsi Helmand, Lashkar Gah.Juru bicara militer Inggris di ibukota Afghanistan, Kabul, mengatakan tak ada informasi mengenai bentrokan Rabu.Serangan itu terjadi di kabupaten Sangin, yang menjadi tempat pergolakan yang berkaitan dengan pejuang Taliban.Enam prajurit Afghanistan tewas di Sangin, Selasa, ketika kendaraan mereka menghadapi serangan bom, yang terbakar, kata Jenderal Rahmatullah Raufi, Komandan Korps Angkatan Darat untuk Wilayah Selatan.Raufi mengatakan, ledakan tersebut adalah perbuatan "musuh Afghanistan", istilah yang seringkali digunakan para pejabat untuk merujuk kepada anggota Taliban.Helmand adalah penghasil utama tanaman ilegal opium di Afghanistan, yang menjadi pemasok 90 persen jumlah opium dunia. Para ahli telah mengatakan Taliban memiliki kaitan sangat erat dengan perdagangan obat bius itu, yang diduga banyak orang menjadi sumber dana bagi aksi perlawanan mereka.Tentara AS menyerbu Afghanistan ketika Taliban, yang mengambil-alih kekuasaan pada 1996 dan secara efektif mengakhiri empat tahun perang saudara, menolak untuk menyerahkan pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, yang diduga sebagai otak serangan 11 September 2001.AS menempatkan sebanyak 19.000 prajurit di Afghanistan, kebanyakan dalam koalisi yang berpangkalan di Afghanistan timur dan selatan --yang dilanda aksi perlawanan-- untuk mengusir petempur Taliban dan Al-Qaeda. Sedikit-dikitnya 13 lagi prajurit AS telah tewas dalam serangan di Afghanistan tahun ini, demikian perhitungan dalam situs swasta di Internet dengan alamat http://www.icasualties.org, yang mengumpulkan jumlah prajurit yang tewas di Afghanistan dan Irak dari sumber resmi.Empat prajurit AS tewas awal bulan ini, ketika satu bom di pinggir jalan mengoyak iring-iringan kendaraan mereka di provinsi Kunar, Afghanistan timur. Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.Aksi perlawanan menewaskan sebanyak 1.700 orang tahun lalu, kebanyakan gerilyawan. Jumlah korban jiwa tersebut dua kali lebih banyak tahun sebelumnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006