Jakarta (ANTARA) - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan meluncurkan roket dalam misi membawa manusia kembali ke bulan, dan pada akhirnya ke Mars, Senin.
Lima puluh tahun setelah misi Apollo, program luar angkasa bernama Artemis akan dimulai dengan peluncuran roket Space Launch System sepanjang 98 meter pada pukul 08:33 dari Kennedy Space Center di Florida.
Dikutip dari AFP pada Senin, puluhan ribu orang akan berada sepanjang pantai Florida untuk menyaksikan peluncuran roket, termasuk Wakil Presiden Kamala Harris.
Baca juga: NASA pamerkan keindahan semesta hasil tangkapan teleskop Webb
Hotel-hotel di sekitar Cape Canaveral sudah penuh, perkiraan jumlah orang yang akan menghadiri peluncuran antara 100.000 dan 200.000 orang.
Tujuan penerbangan Artemis 1 ini untuk menguji SLS yang mendorong kapsul awak Orion. Kapsul itu akan mengelilingi bulan untuk mengetahui keamanannya bagi manusia dalam waktu dekat. Nantinya misi ini akan mendaratkan seorang perempuan dan orang kulit berwarna berjalan di bulan untuk pertama kalinya.
"Misi ini diwarnai harapan dan impian banyak orang. Dan kita sekarang adalah generasi Artemis," kata administrator NASA Bill Nelson, Sabtu.
Roket besar berwarna oranye-putih telah berada di Kompleks Peluncuran 39B pusat ruang angkasa selama seminggu.
Tangki bahan bakarnya akan diisi pada Minggu malam hingga Senin dengan lebih dari tiga juta liter hidrogen cair dan oksigen.
NASA mengatakan ada kemungkinan 80 persen cuaca memungkinkan untuk lepas landas tepat waktu.
Untuk pertama kalinya seorang perempuan -- Charlie Blackwell-Thompson -- akan memberikan lampu hijau terakhir untuk lepas landas. Persentase staf perempuan sekarang mencapai 30 persen di ruang kontrol; pada misi Apollo 11 dulu hanya ada seorang staf perempuan.
Kamera akan menangkap setiap momen perjalanan 42 hari dan menyertakan swafoto pesawat ruang angkasa dengan bulan dan bumi di latar belakang.
Baca juga: Spacewalk astronaut Rusia terganggu masalah pakaian antariksa
Baca juga: Teleskop Webb tangkap gambar warna-warni Galaksi Cartwheel
Baca juga: NASA luncurkan perangkat ke luar angkasa pelajari partikel debu
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022