Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu yang dilakukan BTN yakni bekerja sama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) mengadakan pelatihan mini MBA di bidang properti.
Direktur Finance Bank BTN Nofry Rony Poetra dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, mengatakan backlog atau kesenjangan perumahan yang saat ini mencapai sekitar 12,75 juta unit perlu dicarikan solusinya agar bisa berkurang secara signifikan, salah satunya dengan menyediakan suplai rumah yang cukup banyak dibangun setiap tahunnya.
"Agar suplai rumah melimpah, maka diperlukan banyak developer yang melakukan pembangunan rumah. Inilah yang menjadi concern Bank BTN untuk menciptakan developer-developer muda di berbagai daerah," ujar Nofry dalam penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Bank BTN dan SBM-ITB.
Menurut Nofry, penandatangan PKS dengan SBM-ITB itu merupakan kelanjutan kerja sama yang telah dilakukan sebelumnya terkait pelatihan Mini MBA in Property. Kesuksesan program pelatihan Mini MBA in Property dengan SBM-ITB telah mencetak sekitar 1.000 lulusan dari 15 batch.
"Kami berharap melalui penandatanganan perjanjian kerja sama kembali ini dengan kolaborasi penyelenggaraan program pelatihan dan pendidikan di bidang properti dalam pelaksanaan Mini MBA in Property dapat terus berlanjut dan mampu mencetak developer-developer baru untuk melengkapi mortgage ecosystem yang dibangun oleh Bank BTN," kata Nofry.
Ia menuturkan pengembangan kewirausahaan bidang properti telah mendorong pertumbuhan bisnis perumahan perseroan. Untuk itu, BTN akan terus melakukan edukasi terhadap generasi milenial agar tertarik menjadi pengusaha properti.
Nofry mengungkapkan dari berbagai pelatihan wirausaha properti yang diselenggarakan HFC seperti BTN Santri Developer, School of Property Developer, Ruang Temu Property Developer dan Mini MBA in Property telah menghasilkan sekitar 2.353 pengusaha properti.
Jumlah tersebut diharapkan terus bertambah seiring dengan berbagai pelatihan yang dilakukan HFC beker jasama dengan berbagai perguruan tinggi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Selain SBM-ITB, kami juga bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia serta dengan beberapa universitas di dalam negeri. Perseroan juga menjajaki program serupa untuk bekerja sama dengan universitas di luar negeri dan saat ini masih dalam proses seperti universitas di kawasan Asia dan Australia," ujar Nofry.
Dalam program pelatihan dan pendidikan unggulan di bidang properti, HFC akan mengedepankan empat pilar pembelajaran yang komprehensif yang mencakup aspek land (pertanahan), legal (perizinan), capital (pembiayaan), dan skillset (penjualan).
"Kami akan memperkuat materi pelatihan yang berkaitan dengan inovasi bisnis dan digitalisasi pembangunan perumahan," kata Nofry.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB yang juga Plt Dekan SBM Jaka Sembiring mengatakan inisiatif kerja sama SBM ITB dengan BTN dalam penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan properti ini diharapkan dapat memberikan manfaat semaksimal mungkin bagi mitra-mitra di BTN.
"Mini MBA ini merupakan satu langkah strategis karena kita bisa dengan cepat memberikan adaptasi terhadap tantangan perubahan yang begitu cepat, sementara untuk jangka panjang dalam bidang properti akan memberikan landasan-landasan yang sangat kuat secara akademis, yang tentunya disertai dalam bentuk-bentuk penelitian dan pemberdayaan masyarakat," ujar Jaka.
Baca juga: BTN kolaborasi dengan agen properti genjot penyaluran pembiayaan
Baca juga: BTN gandeng Google Cloud Indonesia genjot inovasi layanan digital
Baca juga: BTN targetkan potensi izin prinsip KPR Rp2,5 triliun di IPEX 2022
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022