Kita melihat serangan… Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri seperti apa negara kita, negara seperti apa yang kita inginkan.
Washington (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau pada Minggu mengecam serangan verbal berupa penghinaan terhadap Wakil PM dan Menteri Keuangan Chrystia Freeland.
Dia menyebut insiden itu sebagai "pelecehan yang sangat mengganggu".
"Kita melihat semakin banyak orang dalam kehidupan masyarakat dan orang-orang yang memiliki tanggung jawab, terutama perempuan Kanada yang mendapat perlakuan rasial, orang-orang dari kelompok minoritas atau komunitas yang berbeda, menjadi target serangan karena meningkatnya kekuatan suara Anda," kata Trudeau dalam sebuah pidato.
"Kita melihat serangan… Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri seperti apa negara kita, negara seperti apa yang kita inginkan," kata dia lagi.
Dalam video insiden itu yang dibagikan di Twitter, Jumat (26/8) malam, Freeland sedang berjalan menuju lift di Gedung Balai Kota Alberta di Grande Prairie, ketika seorang pria berteriak kepadanya.
"Apa yang Anda lakukan di Alberta?" kata pria tersebut, yang juga menyebut Alberta sebagai seorang "pengkhianat" dan "pelacur".
Video tersebut telah dilihat ratusan ribu kali.
Freeland, kelahiran Alberta, sedang berkunjung ke provinsi tersebut untuk bertemu dengan para pejabat, pengusaha dan pekerja.
Dia membenarkan insiden tersebut dalam sebuah cuitan pada Sabtu.
"Apa yang terjadi kemarin, salah. Tak seorang pun, di mana pun, harus mengalami ancaman dan intimidasi," katanya di Twitter.
Para politikus Kanada dari berbagai faksi juga mengecam serangan verbal itu.
Insiden tersebut menjadi serangan verbal terbaru yang dialami perempuan, termasuk aktivis dan jurnalis, di ruang publik Kanada.
Sekelompok wartawan selama beberapa pekan terakhir telah membagikan surel pribadi dan surel kaleng yang mereka terima, yang berisi ancaman kekerasan dan serangan seksual dalam bahasa yang rasis dan penuh kebencian pada wanita.
Sumber: Reuters
Baca juga: Wakil PM Kanada akan hadiri pertemuan finansial G20 di Bali
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022