Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan, daya saing merupakan salah satu kelemahan industri nasional yang harus segera diatasi agar ekspor dan pertumbuhan ekonomi meningkat. "Daya saing merupakan salah satu kelemahan dari berbagai kelemahan di sektor industri," kata Fahmi pada peluncuran Program Peningkatan Daya Saing Indonesia hasil kerjasama RI dengan USAID, di Jakarta, Rabu. Dikatakannya, daya saing merupakan persoalan yang pelik dan unik karena penanganannya membutuhkan banyak metode dan karenanya ia menyambut baik bantuan USAID untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia. "Saya umpamakan daya saing merupakan kerangka lukisan, tanpa kerangka, lukisan disangka curian. Lukisan yang sederhana pun dengan kerangka yang baik akan menjadi indah," katanya. Fahmi mengatakan, Program Peningkatan Daya Saing Indonesia (SENADA) bantuan Pemerintah AS itu berdurasi empat tahun (2006-2009) dan pada tahun pertama fokus pada tiga subsektor industri yaitu suku cadang otomitif, alas kaki, serta teknologi informasi dan komunikasi. Ia berharap proyek SENADA itu dapat dikembangkan ke sektor lainnya terutama pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) yang banyak menyerap tenaga kerja, selain jumlahnya yang juga banyak yakni sekitar 3,5 juta. "Diharapkan dengan program ini dapat lebih meningkatkan daya saing produk Indonesia sehingga mampu memberi sumbangan yang lebih tinggi lagi terhadap pertumbuhan ekonomi," katanya. Fahmi juga mengingatkan bahwa Indonesia juga memiliki target pertumbuhan industri 8,6 persen per tahun dan menyerap 500 ribu tenagakerja baru per tahun. Direktur USAID William M Frej mengatakan, proyek SENADA senilai 20 juta dolar AS itu fokus pada pengembangan daya saing industri Indonesia yang berpotensi meningkatkan produktifitas dan nilai tambah perusahaan maupun barang-barang di baik pasar lokal, nasional, regional maupun global. "SENADA akan mengembangkan serangkaian Pusat Daya Saing Regional (RCC) beranggotakan para spesialis pengembangan bisnis berkaliber tinggi," katanya. RCC pertama kali akan didirikan di Jakarta (Jabotabek), Bandung (Jawa Barat), dan Surabaya (Jawa Timur).(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006