Palu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Sulawesi Tengah, menggandeng Universitas Gadjah Mada melaksanakan kegiatan pembangunan sekolah perempuan, sebagai bentuk pemberdayaan perempuan di daerah itu.

Bupati Banggai Kepulauan Ihsan Basir, dihubungi dari Palu, Sabtu, mengemukakan, kerja sama antara Pemkab Bangkep dengan UGM dalan rangka untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya perempuan.

"Ini suatu bentuk pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, sekaligus sebagai bentuk pencegahan stunting," ucap Ihsan Basir.

Baca juga: Bank Dunia bekukan proyek Afghanistan setelah siswi dilarang sekolah

Dia mengatakan, pelaksanaan kegiatan pembangunan sekolah perempuan akan dimulai pada tahun 2023 dengan nilai anggaran sebesar Rp200 juta.

Lewat sekolah tersebut, ia menjelaskan, para remaja perempuan dan ibu hamil, akan diberikan edukasi mengenai pencegahan stunting di antaranya tentang pola pengasuhan dan pemenuhan gizi yang layak.

"Jadi, sekolah perempuan ini adalah bentuk pemberdayaan pendidikan dan pembelajaran kepada masyarakat yang tidak hanya pada meningkatkan kapasitas dan keterampilan perempuan, tetapi juga pada aspek kesehatan yang berkaitan dengan penanggulangan stunting," ucap dia.

Baca juga: Taliban perintahkan sekolah Afghanistan tetap ditutup bagi perempuan

Di samping itu, kata dia, sekolah perempuan tersebut juga menjadi satu pendekatan dalam upaya pengarus-utamaan gender dan pencegahan perkawinan dini.

"Di dalamnya juga termasuk pembangunan ketahanan keluarga," ujarnya.

Baca juga: Kementerian PPPA kunjungi sekolah di Makassar dorong SRA

Di samping itu Pemkab Bangkep, ujar dia, juga melibatkan perguruan tinggi lainnya untuk melaksanakan kegiatan tematik kesehatan dan pengurangan kemiskinan daerah.

"Ini dalam rangka membantu pemerintah daerah menyelesaikan masalah kesehatan dan kemiskinan," ungkapnya.

Baca juga: Menteri PPPA Bintang Puspayoga puji sekolah perempuan di Trenggalek

Berdasarkan data Pemkab Bangkep pada Maret 2021 jumlah penduduk miskin sebanyak 16.330 jiwa atau 13,72 persen. Angka itu menurun bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2.020 di Bangkep yang berjumlah 16.700 jiwa atau 14,04 persen.

"Maka diharapkan pemberdayaan perempuan melalui pembangunan sekolah perempuan dapat berdampak langsung terhadap penurunan stunting yang terintegrasi dengan kemiskinan," sebut Ihsan.

Baca juga: Sekolah Perempuan kerja sama Indonesia-Korsel berdayakan perempuan

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022