Changsa, China (ANTARA) - Kolam-kolam dan reservoir terdekat dengan lahan pertanian di wilayah Linxiang Provinsi Hunan China telah mengering, namun dengan sistem irigasi bertingkat telah membantu petani memastikan produksi pertaniannya.

Zhang Bingju, seorang petani di Desa Changyuan, yang dinaungi kota setingkat wilayah Linxiang di Provinsi Hunan, China tengah, memimpin sebuah tim untuk mengganti pompa miliknya dengan pompa yang lebih kuat.

Pompa yang diganti tersebut berada pada tingkat kedua dari sistem irigasi pompa (lift irrigation system) lima tingkat.

Akibat parahnya kekeringan pada tahun ini, kolam-kolam dan reservoir terdekat telah mengering, sementara Danau Huanggai, yang berjarak dua kilometer dari lahan pertanian milik Zhang, memiliki air yang melimpah.

Kendati beberapa sawah berjarak hampir tiga kilometer dari Danau Huanggai dan sekitar 60 meter lebih tinggi dari danau tersebut, sebanyak 30 lebih pompa baru dipasang untuk memompa air ke lahan pertanian itu melalui badan-badan air seperti danau, akuaduk, reservoir dan kolam pegunungan, menurut Zhang.

"Setelah lima kali pemompaan, areal persawahan kami seluas 3.800 mu (sekitar 253 hektare) dapat memperoleh air tepat waktu," ujar Zhang.

Terdampak oleh kekeringan baru-baru ini, level permukaan air di stasiun hidrometri Chenglingji di Danau Dongting, danau air tawar terbesar kedua di China, telah surut menjadi 22,39 meter pada Jumat (26/8) pukul 08.00 waktu setempat, level terendah yang dicatat oleh stasiun itu pada Agustus dalam 30 tahun terakhir.

Saat cuaca kering terus berlanjut, sekitar 4,65 juta mu panen telah terdampak kekeringan di Hunan.

Terletak di kawasan Danau Dongting, Kota Yueyang merupakan lumbung utama di sebelah selatan Sungai Yangtze. Saat ini, kota tersebut sedang mengalami periode kritis untuk pertengahan dan akhir musim tanam padi.

Pemerintah Kota Yueyang, yang mengelola Linxiang, telah meningkatkan beragam upaya untuk memastikan pasokan air pertanian guna mengatasi kekeringan.

Desa Wenfa di wilayah Yueyang, Kota Yueyang, berlokasi di ujung area irigasi Tieshan, dengan areal persawahan seluas lebih dari 2.300 mu (sekitar 154 hektare). Mengingat medannya yang kompleks, dibutuhkan hingga 12 tingkat pemompaan air untuk memanfaatkan air di kolam terdekat.

Menurut Zhou Rongyu, Ketua Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) di desa tersebut, perusahaan listrik setempat mulai memasang kabel dan meteran listrik pada akhir Juli untuk memenuhi permintaan listrik bagi pemompaan air.

"Untungnya, dampak kekeringan itu dapat diminimalisasi berkat kolaborasi dari semua departemen," ujar Zhou.

"Sejak April, kami telah memperbaiki lebih dari 20 seksi saluran air. Pada pertengahan Juli, saat kekeringan itu mulai melanda, kami segera mengeruk Kanal Yuemi sepanjang 22 kilometer," papar Zhao Hongding, pejabat departemen sumber daya air setempat.

Di sebelah selatan area irigasi Tieshan saja, dalam 47 hari sejak pintu saluran itu dibuka untuk melepaskan air, lebih dari 56 juta meter kubik air telah dipasok, menyelamatkan lahan pertanian seluas 500.000 mu (sekitar 33.500 hektare) dari dampak kekeringan yang lebih serius.

Departemen hidrologi dan meteorologi provinsi tersebut telah menyatakan bahwa curah hujan rendah twrjadi mulai pada Juli tahun ini. Sejak pertengahan Juni, reservoir-reservoir di provinsi itu telah diinstruksikan untuk menghemat air terlebih dahulu, kata Luo Yijun, direktur departemen sumber daya air provinsi tersebut.

"Jumlah air yang dihemat saat itu kini menjadi sumber daya yang tak ternilai dalam perjuangan kami melawan kekeringan," imbuh Luo.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022