Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan diterima oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko WIKA, Adityo Kusumo bersama Gilang Ramadhan serta Caesario Dwi Yoniarto sebagai perwakilan Perseroan di ajang yang berlangsung di Yogyakarta, Kamis.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko WIKA Adityo Kusumo menyampaikan bahwa capaian ini menunjukan kapabilitas WIKA untuk saling bersinergi untuk menghasilkan ide kreatif demi memajukan ekonomi kreatif, pariwisata, hingga UMKM.
“Diharapkan agar kedepannya WIKA dapat belajar banyak dan mendapatkan dukungan lewat sinergi dengan Kementerian Keuangan dan LMAN untuk mengoptimalkan asset sehingga berpeluang sebagai sustainable profit center,” ujarnya.
Pelaksanaan kompetisi The Asset Manager 2022 diselenggarakan setiap tahunnya oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) bersama Kementerian Keuangan untuk menguji para pengelola aset negara, yang berasal dari Kementerian atau lembaga dan satuan kerjanya, Badan Layanan Umum dan Daerah, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah beserta unit bisnisnya. Melalui tiga babak eliminasi yang cukup alot, peserta diuji untuk saling mengadu konsep, mencari inovasi serta pendekatan baru sesuai dengan studi kasus yang diberikan terkait pengelolaan aset negara.
“Sudah sepatutnya aset yang kita miliki mencakup tiga poin penting untuk menyokong perekonomian negara meliputi highest and best use dalam pemanfaatan aset, revenue dan cost efficiency, oleh karena itu kompetisi ini menjadi sebuah ajang untuk mendorong semua badan untuk mengoptimalkan aset kita sekreatif mungkin,” ujar Encep Sudarwan, Direktur Perumusan Kebijakan Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI.
Pada tahap grand final ini, WIKA bersama dengan dua finalis lain dari kategori Master yakni PT Pos Properti Indonesia dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk diberikan kasus untuk mengembangkan asset Borobudur dengan tantangan pemanfaatan lahan untuk kemudian menganalisa dan mempresentasikan usulan konsepnya kepada para dewan juri yang terdiri atas regulator, akademisi, maupun praktisi.
Dalam pemaparan tersebut, Gilang dan Caesario mengusung konsep The Throne of Borobudur. Konsep ini berhasil mengantarkan WIKA pada juara kedua dengan membangun Luxurious Eco Friendly Hotel yang mengedepankan super premium service serta mengangkat tema Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia, yang dipadukan dengan konsep light construction, modular building dan green building meliputi carbon credit, solar panel, smart system yang tentunya berbahan baku kearifan lokal dengan mengoptimalkan UMKM sekitar wilayah.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022