Yogyakarta (ANTARA News) - Nilai dua lapangan minyak dan gas di Blok Cepu, yaitu Sukowati dan Kedung Tuban, memang harus dihitung ulang oleh PT Pertamina, karena nilai 400 juta dolar AS sebagai kompensasi dari ExxonMobil kepada Pertamina agar ExxonMobil menduduki jabatan General Manager (GM) di perusahaan yang mengelola Blok Cepu itu, tampaknya jauh dari kenyataan nilai kedua lapangan itu. "Sebab, faktanya nilai kedua lapangan di Blok Cepu sangat jauh di bawah angka 400 juta dolar AS", kata Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) DPR, Tjahjo Kumolo, ketika dihubungi ANTARA Biro Yogyakarta, Rabu. Usulan pemberian nilai 400 juta dolar AS sebagai kompensasi tersebut, menurut anggota Komisi VII DPR ini datang dari Ketua Tim Perunding/Komut Pertamina, Martiono Hadiyanto yang dibenarkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro serta Menteri Negara BUMN Sugiharto. Namun karena kenyataannya nilainya jauh di bawah angka 400 juta dolar AS, saat ini Pertamina sedang menghitung ulang berapa nilai sebenarnya. Ia juga mengatakan apabila cadangan minyak dan gas di Blok Cepu yang diperkirakan nilainya 80 sampai 100 miliar dolar AS dimasukkan ke Pertamina yang menurut perkiraan sudah memiliki kekayaan 40 sampai 50 miliar dolar AS, kekayaan Pertamina akan bertambah menjadi 120 sampai 150 miliar dolar AS. Menurut dia, kekayaan sebesar itu adalah dua kali nilai kekayaan Petronas yang hanya sekitar 65 miliar dolar AS. Kemudian jika dijual 10 persennya saja, Indonesia sudah mendapatkan 12 sampai 15 miliar dolar AS. "Kalau ingin membesarkan Pertamina agar seperti Petronas, koq Pertamina malah 'dibonsai'," tandas dia. Blok Cepu memiliki kandungan minyak dan gas dalam jumlah besar. Cadangan minyaknya diperkirakan mencapai dua miliar barel, sedangkan cadangan gas mencapai 11 triliun kaki kubik. Potensi produksi Blok Cepu dapat menambah 18 persen produksi nasional. Apabila Blok Cepu beroperasi, pada tahap maksimal produksinya bisa mencapai 170 ribu barel per hari. (*)
Copyright © ANTARA 2006