Hama (ANTARA) - Produksi tanaman kacang pistachio jenis "emas merah" atau Aleppo di Kota Maan, Provinsi Hama, terkendala sanksi Amerika Serikat terhadap Suriah.

Para petani pistachio dan pemerintah setempat berupaya memulihkan produksi tanaman biji-bijian di Kota Maan itu, yang merupakan komoditas penting dalam daftar ekspor Suriah.

Penguasaan wilayah secara bertahun-tahun oleh kelompok pemberontak selama lebih dari satu dekade perang saudara telah mengakibatkan sebagian besar pohon pistachio di kota tersebut mati.

Kepala Kantor Pembudidayaan Pistachio Aleppo di Kementerian Pertanian Suriah Jihad Muhammad mengatakan Pemerintah Suriah tidak dapat menjamin ketersediaan pupuk dan bahan bakar yang dibutuhkan untuk pertanian, irigasi, dan pengendalian hama.

Pistachio Aleppo, yang merupakan tanaman asli Suriah di Provinsi Hama dan Idlib, dikenal sebagai "emas merah" karena kulitnya berwarna kemerahan dan mahal.

Jihad mengatakan perkiraan awal menunjukkan setidaknya 500.000 dari 600.000 pohon pistachio di Hama rusak selama perang. Jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.

"Kami sangat menderita akibat embargo ekonomi dalam hal pemasaran produk serta ketersediaan pupuk yang tidak kami miliki di Suriah," kata Jihad.

Sebelum perang, Suriah memproduksi hingga 80.000 ton pistachio setiap tahun. Kementerian Pertanian Suriah menyebutkan jumlah tersebut telah berkurang setengahnya selama perang.

Jihad mengatakan perkiraan produksi awal untuk tanaman pistachio di Suriah pada musim panen ini sekitar 45.592 ton.

Sementara itu, seorang petani pistachio Firas Ibrahiim mengaku prihatin dengan ketersediaan pupuk yang berkurang akibat sanksi AS terhadap Suriah.

"Kami sangat menderita akibat embargo ekonomi dalam hal pemasaran produk, serta ketersediaan pupuk, yang tidak kami miliki di Suriah. Pohon pistachio membutuhkan waktu 15 tahun untuk mulai berproduksi. Jadi, tidak mungkin mengubah pekerjaan kami karena hidup kami bergantung pada pohon itu," kata Firas.

Seorang pedagang pistachio Yaser Abdul-Karim mengatakan pistachio Suriah dulunya diekspor ke hampir seluruh dunia. Namun, kini sanksi AS telah menghambat proses ekspor dan sangat memengaruhi bisnis pistachio.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyebutkan Suriah masih menjadi produsen pistachio terbesar keempat di dunia setelah Iran, AS, dan Turki hingga 2013.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022