Kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pengusaha sangat diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan ekonomi di masa depan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap pengusaha dapat saling bekerja sama dan berperan aktif menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Saya harap melalui Munas I Japnas ini, pengusaha dapat berperan aktif menciptakan iklim usaha kondusif, juga saling bekerja sama demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Airlangga, dalam Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Tahun 2022, lewat keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan pengusaha harus terus menciptakan inovasi dalam bisnisnya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital serta big data, agar mampu meningkatkan daya saing dan tetap terdepan dalam dunia yang kompetitif.
Ia menyebut kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pengusaha sangat diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan ekonomi di masa depan, termasuk sinergi dengan pemerintah daerah (pemda) untuk mendorong pengembangan ekonomi regional, khususnya mengakselerasi hilirisasi komoditas.
Ia menyebut, salah satu dukungan pemerintah bagi dunia usaha, yakni telah disalurkannya kredit usaha rakyat (KUR) dengan target sebesar Rp373 triliun pada tahun ini.
"Jadi, potensinya bagi pengusaha untuk mendapatkan KUR masih besar, dan ini juga bisa digunakan untuk sektor pertanian yang diberikan pagu Rp90 triliun. Pada tahun depan target KUR akan dinaikkan lagi menjadi Rp460 triliun,” kata Airlangga.
Dalam jangka panjang, Airlangga melanjutkan pemerintah terus memastikan berjalannya reformasi struktural dalam upaya mendorong daya saing dan iklim berusaha di Indonesia melalui Undang-Undang Cipta Kerja, dan penerapan sistem layanan perizinan berusaha elektronik yang terintegrasi (OSS RBA).
Selain itu, tahun ini pemerintah masih melanjutkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp455,6 triliun, dengan salah satu fokusnya adalah mendukung kegiatan usaha sekaligus mempersiapkan strategi transisi aktivitas ekonomi dari pandemi ke endemi.
Airlangga optimistis dengan prospek ekonomi Indonesia ke depan, berkaca dari capaian saat ini, yakni pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,44 persen yoy pada kuartal II 2022 dan Purchasing Manager’s Index (PMI) yang berada di level ekspansif selama 11 bulan beruntun dan pada Juli 2022 tercatat senilai 51,3.
Lalu, Neraca Perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus 27 bulan berturut-turut, dan pada Januari-Juli 2022 telah mencapai 29,1 miliar dolar AS atau dua kali lipat surplus pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, kualitas pertumbuhan ekonomi juga diiringi membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat dengan menurunnya tingkat kemiskinan dari 10,19 persen pada September 2020 menjadi 9,54 persen pada Maret 2022, serta tingkat pengangguran menurun dari 7,1 persen pada Agustus 2020 menjadi 5,8 persen pada Februari 2022.
Ditambah, neraca beras Indonesia yang masih mencatatkan surplus, dan pada periode Januari-September 2022 produksi beras diperkirakan mencapai 26,45 juta ton dan konsumsi beras mencapai 22,72 juta ton, sehingga terdapat surplus sebesar 3,73 ton.
"Kemarin kita dapat apresiasi dari International Rice Research Institute (IRRI) untuk swasembada beras. Untuk ketahanan pangan, Presiden mendorong diversifikasi pangan, intensifikasi pertanian, dan pengembangan bibit-bibit Genetically Modified Organism (GMO). Dengan ketahanan pangan yang bagus, maka kita akan bisa konsentrasi di sektor energi pada masa depan,” kata Airlangga.
Baca juga: Menko Airlangga minta perbankan selaraskan selera kredit dunia usaha
Baca juga: Menko Airlangga: Pemerintah terus berinovasi dorong ekosistem digital
Baca juga: Pemerintah masih matangkan kebijakan baru harga Pertalite
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022