"Penting kita pahami bahwa menjaga kesehatan reproduksi akan membantu menurunkan angka perkawinan anak usia dini, stunting dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi,"

Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan dan Anak (DPPKBP3A) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah terus berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi melalui peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi.

"Penting kita pahami bahwa menjaga kesehatan reproduksi akan membantu menurunkan angka perkawinan anak usia dini, stunting dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi," kata Kepala DPPKBP3A Kota Palangka Raya, Sahdin Hasan di Palangka Raya, Kamis.

Untuk itu, dia mengajak seluruh elemen masyarakat semakin aktif membantu pemerintah dalam mensosialisasikan program kesehatan termasuk dalam menjaga kesehatan reproduksi.

Pernyataan itu diungkapkan Sahdin terkait pelaksanaan seminar kesehatan reproduksi yang diselenggarakan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Palangka Raya.

Ketua GOW Kota Palangka Raya Lili Hadiyani menjelaskan, seminar tersebut untuk memberikan edukasi kepada seluruh pengurus organisasi wanita di kota tentang pentingnya kesehatan reproduksi untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

"Kita semua bisa hidup berkualitas dengan menjaga kesehatan reproduksi minimal di lingkungan keluarga dan tempat tinggal masing-masing," katanya.

Dia menambahkan, seminar itu juga sebagai upaya pencegahan terhadap perilaku pergaulan bebas, perkawinan anak usia dini dan upaya pencegahan stunting yang sangat bagi generasi muda.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Palangka Raya Avina Fairid Naparin mengatakan, memahami kesehatan reproduksi juga dapat meminimalkan potensi timbulnya penyakit menular.

Dia mengatakan, sejak usia remaja, anak harus mengetahui bahwa penyebab kematian ibu. Diantaranya karena perempuan terkena anemia sejak usia muda, tubuh kekurangan kalori, mengalami obesitas dan mempunyai penyakit penyerta seperti tuberculosis.

Sementara kasus kematian pada ibu hamil, terjadi akibat adanya hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, dan penyakit jantung.

Untuk itu, para remaja juga harus memahami bagaimana cara pencegahannya melalui peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi tersebut.

"Semoga seminar ini menambah wawasan dan memotivasi diri kita, keluarga dan lingkungan untuk menjaga kesehatan reproduksi terutama bagi anak cucu dan generasi penerus kita," katanya.

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022