“PGP dirancang dengan menggunakan pendekatan andragogi dan pembelajaran campuran (blended learning) selama enam bulan yang didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan,” ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan pada pelaksanaannya program itu, sebanyak 70 persen dihadirkan dalam format on the job training, yang mana meskipun guru-guru ikut sebagai peserta tapi tetap dapat bertugas mengajar dan menggerakkan komunitas di sekolah mereka masing-masing.
“Sementara itu, 20 persen program ini dirancang dalam bentuk kegiatan belajar bersama rekan sejawat, dan 10 persen dilakukan dalam bentuk pembelajaran bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping,” tambah dia.
Baca juga: Guru penggerak mentransformasi siswa pasif menjadi aktif dan kreatif
Baca juga: Pemda dukung penyelenggaraan Program Pendidikan Guru Penggerak
Iwan berpesan agar tetap kuat pada calon PGP angkatan keenam dalam menjalani pendidikan selama beberapa bulan ke depan.
“Jika dalam menempuh perjalanan nanti bapak/ibu merasa semangatnya menurun, ingatlah kembali motivasi awal saat mengikuti seleksi; ingatlah, bahwa bapak atau ibu adalah suluh penerang, pemberi petunjuk arah kemajuan pendidikan kita.” terang dia lagi.
Program PGP merupakan program pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan guru. Program itu fokus pada kepemimpinan pembelajaran, agar guru dapat menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam dan di luar lingkungan sekolah masing-masing, serta dapat mendorong terwujudnya cita-cita Merdeka Belajar sepenuhnya bagi para peserta didik.
Baca juga: Peserta Program Guru Penggerak ingin meningkatkan kualitas pendidikan
Baca juga: Guru: Program Pendidikan Guru Penggerak berikan segudang manfaat
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022