Hong Kong (ANTARA) - Pasar saham Asia secara luas positif, sementara dolar sedikit melemah pada Kamis sore, dengan investor cemas menunggu konferensi tahunan Federal Reserve (Fed) AS di Jackson Hole, Wyoming, untuk petunjuk tentang seberapa tajam kenaikan suku bunga di masa depan.

Pada awal perdagangan Eropa, pan-region Euro Stoxx 50 berjangka naik 0,25 persen, DAX berjangka Jerman naik 0,34 persen, dan FTSE berjangka naik 0,29 persen pada 7.494,50 poin. Sementara itu, saham berjangka AS, e-mini S&P 500 menguat 0,42 persen.

Konferensi kebijakan moneter tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming akan dimulai pada Jumat (26/8/2022).

Investor telah mengurangi ekspektasi bahwa Fed dapat memiringkan ke laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat karena inflasi AS tetap di 8,5 persen pada basis tahunan, jauh di atas target Fed 2,0 persen. Tetapi pidato Ketua Jerome Powell akan diteliti untuk setiap indikasi bahwa perlambatan ekonomi dapat mengubah strategi Fed.

Investor sekarang memperkirakan suku bunga dana Fed mencapai puncaknya pada 3,80 persen pada Maret 2023, naik dari 3,62 persen dua minggu lalu, kata Direktur Ekonomi NAB, Tapas Strickland.

"Pergerakan pasar setidaknya konsisten dengan dorongan hawkish yang terlihat oleh pejabat Fed selama beberapa pekan terakhir," tambahnya.

Suku bunga berjangka menyiratkan kemungkinan 60 persen untuk kenaikan Fed 75 basis poin pada September, naik dari 50 persen awal pekan ini.

Namun Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,7 persen, setelah saham AS mengakhiri sesi sebelumnya dengan kenaikan ringan.

Baca juga: Rupiah menguat di tengah meningkatnya ekspektasi kebijakan hawkish Fed

Indeks ASX 200 saham Australia berakhir naik 0,71 persen, sedangkan indeks saham Nikkei Jepang ditutup menguat 0,58 persen.

Indeks saham unggulan China CSI300 ditutup terangkat 0,58 persen, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka naik 1,7 persen dalam sesi perdagangan yang dipersingkat karena topan.

"Pasar ekuitas saat ini melihat berita buruk tentang ekonomi sebagai berita yang pada dasarnya baik karena bagi mereka itu berarti The Fed mungkin tidak akan melakukan pengetatan sebanyak yang diperkirakan," kata Kepala Penelitian Makro Global Nomura, Rob Subbaraman.

"Tapi pasar ekuitas harus menilai kembali setelah Jackson Hole."

Di perdagangan Asia, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai 3,1021 persen dibandingkan dengan penutupan AS di 3,106 persen pada Rabu (24/8/2022).

Imbal hasil obligasi pemerintah dua tahun, yang naik bersama ekspektasi pedagang terhadap suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, menyentuh 3,386 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 3,386 persen.

Imbal hasil juga membuat keuntungan semalam, meskipun itu tidak menghentikan kenaikan pasar ekuitas AS pada Rabu (24/8/2022).

Baca juga: Euro jatuh ke terendah baru 2 dekade di Asia, dolar bertahan kuat

Dolar turun 0,36 persen terhadap yen menjadi 136,62. Masih jauh dari level tertinggi tahun ini di 139,39 pada pertengahan Juli.

Mata uang tunggal Eropa naik 0,4 persen di perdagangan Asia sore hari di 1,0001 dolar setelah datar di awal sesi.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama lainnya, sedikit lebih lemah di Asia pada 108,62.

"Ekspektasi pesan hawkish dari Ketua FOMC Powell di Jackson Hole kemungkinan akan terus menekan dolar AS menjelang pidatonya pada Jumat (26/8/2022)," tulis analis Commonwealth Bank dalam catatan klien.

"Namun ada risiko bahwa pidato tersebut dianggap tidak cukup hawkish dan kami melihat beberapa retracement dalam dolar AS."

Harga minyak mentah berjangka AS naik 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 95,37 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent naik menjadi diperdagangkan di 101,83 dolar AS per barel.

Harga emas sedikit lebih tinggi, dengan emas spot diperdagangkan di 1.756,78 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga minyak naik di Asia, dipicu potensi pengurangan pasokan OPEC+

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022