Jakarta (ANTARA News) - Fraksi PKS meminta Kepala Bulog (Kabulog) Widjanarko mundur karena tidak mampu merealisaikan impor gula sesuai keinginan pemerintah. "Setelah bermasalah dalam impor beras, Bulog kita juga bermasalah dalam hal impor gula. Sudah selayaknya Kabulog mundur dengan terhormat," kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Zulkieflimansyah, di Jakarta, Selasa. Ia mengkritisi ketidakmampuan Bulog merealisasikan ijin impor gula -- yang diberikan pemerintah cq Menteri Perdagangan sebesar 55 ribu ton pada tahun 2005 lalu -- sampai saat ini . "Janji-janji pelaksanaan lisan dan tertulis juga telah diberikan Bulog, namun tetap tidak terlaksana. Padahal pemegang ijin lainnya melaksanakan impor yang diberikan," kata Zulkieflimansyah. Menurut dia, dalam rapat kemarin malam (27/3) pihak Bulog memberi pernyataan baru bisa berharap memasukkan gula pada tanggal 21 April 2006 di tengah harga gula yang terus meningkat di luar negeri. "Rapat meminta Bulog untuk menyatakan tidak sanggup tetapi Bulog tidak bersedia. Memang dari segi ijin masih berlaku sampai akhir April 2006. Tetapi dari segi sebagai pelaku usaha apalagi sebagai aparat pemerintah, maka Bulog sangat tidak profesional," katanya. Fraksi PKS, lanjut Zulkieflimansyah, menginginkan Kabulog bertanggungjawab dengan cara mengundurkan diri. "Jangan sampai masyarakat semakin terbebani karena persoalan-persoalan salah urus seperti ini." katanya. Ia mengingatkan bahwa pemberian ijin impor gula kepada Bulog maupun PT Perusahaan Perdagangan Indonesia adalah agar ada keleluasaan pemerintah intervensi pasar kalau pedagang menahan gula. Namun kenyataannya, Bulog sampai saat ini belum merealisasikan ijin impornya sebesar 55 ribu ton. "Itu tidak sedikit," ujar Zulkieflimansyah. Sementara itu usai rapat semalam, Direktur Pengembangan dan TI Bulog, Tito Pranolo mengatakan pihaknya masih berharap pada pertengahan April sebagian dari ijin impornya yang sebanyak 55ribu ton bisa terealisasi. "Kesulitan Bulog karena bertambahnya harga gula yang cepat sehingga harus lebih kreatif lagi dalam mencari sumber gula," katanya. Bulog telah memiliki kontrak sebanyak 45ribu ton dan belum ada yang terealisasi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006