"Meningkatnya soft skill dan bahasa asing calon pekerja migran Indonesia sebelum berangkat, tentu akan berdampak positif bagi kualitas pekerjaan mereka di negara penempatan. Harapannya pada masa depan tidak ada lagi pekerja migran yang bekerja tidak sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki," ujar CEO Great Edu Ade Irma Setya Negara dalam keterangan di Jakarta, Kamis
Menurutnya, selama ini permintaan dari luar negeri terhadap pekerja migran asal Indonesia sangat tinggi. Di sisi lain keterampilan yang kurang memadai terkadang menjadi hambatan bagi pekerja migran.
"Misalnya, terkendala bahasa, akses informasi, dan kompetensi. Akibat kurangnya soft skill dan kemampuan bahasa asing dapat merugikan pekerja migran,” kata Irma.
Baca juga: Moeldoko dukung peningkatan pelatihan dalam penempatan pekerja migran
Ia menambahkan setiap negara penempatan memiliki standar yang harus dipenuhi oleh para pekerja migran Indonesia.
"Jika PMI yang berangkat sudah menguasai bahasa negara penempatannya, tentunya proses untuk beradaptasi serta mendapatkan haknya akan lebih mudah," ujar Irma.
Sementara itu Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan peningkatan keterampilan pekerja migran merupakan amanat dari undang-undang.
Pekerja migran berketrampilan tinggi, lanjutnya, juga akan mengurangi potensi terjadinya penipuan terhadap mereka. "Kita akan terus mengupayakan agar pekerja migran merupakan tenaga kerja yang profesional dan kompeten sebagaimana amanat UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia," ujar Benny.
Baca juga: BP2MI ajak pekerja laporkan oknum nakal di Lembaga Pelatihan Kerja
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022