"Genre komedi sejauh ini menurut aku paling susah. Apalagi ini bukan cuma komedi tapi komedi drama dimana kita harus ngimbangin antara komedi sama drama. Komedi itu kan spontan, kalau kita latihan keseringan, lama-lama nggak enak maininnya," ungkap Bryan saat dijumpai ANTARA di Jakarta Selatan, Rabu malam (24/8).
Lebih lanjut, Bryan pun mengaku bahwa melalui film ini dia belajar untuk dapat menahan tertawa. Namun dalam sebuah adegan, Bryan menceritakan bahwa dirinya dan Tora Sudiro yang juga lawan mainnya dalam film ini tak dapat menahan tertawa.
Baca juga: Vino G Bastian tegaskan "Miracle In Cell No.7" bukan film plagiat
"Pertama aku belajar untuk benar-benar nahan ketawa. Karena kita syuting ini banyak one take. Satu kamera doang, nggak diulang-ulang take-nya cuma satu shoot doang. Dan kalau ada yang ketawa, ulang lagi dari awal semuanya," kata Bryan.
"Aku sama bang Tora pernah satu adegan nggak bisa nahan ketawanya. Sudah panjang adegannya di-ending, aku sama bang Tora balik badan terus ketawa-ketawa. Soalnya kalau ketahuan, sudah cut. Tapi mudah-mudahan nggak kelihatan sih nanti," sambungnya.
Dalam film "Miracle In Cell No.7" versi Indonesia ini, Bryan berperan sebagai seorang narapidana yang dipenjara karena membobol situs pemerintah. Menurut Bryan, perannya ini juga cukup menjadi tantangan sebab dirinya harus melakukan riset cara melakukan hacking di era 2000-an.
"Jadi aku harus research nge-hacking tapi di zaman itu. Dan dimana di zaman itu belum ada YouTube, atau apa. Jadi aku cari dari buku-buku tua, nanya orang yang sudah lama di IT," imbuhnya.
Baca juga: Padu padan "casual look" Shenina Cinnamon hingga Ibnu Jamil
Baca juga: Bryan Domani berperan sebagai Leo di "Virgo and The Sparklings"
Baca juga: Dikabarkan dekat, Mawar De Jongh anggap Bryan Domani teman baik
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022