Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong Pemerintahan Presiden Joko Widodo agar bisa memanfaatkan momentum Konferensi Tingkat Tinggi G20 untuk menawarkan konsep gotong royong kepada masyarakat dunia.
"Baik untuk mengatasi pandemi COVID-19 dan berbagai persoalan kesehatan lainnya, seperti cacar monyet yang mulai menyebar maupun dalam mengatasi persoalan ekonomi dunia," kata Bambang Soesatyo melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ia menilai konsep gotong royong sangat tepat dikedepankan dalam mengatasi berbagai persoalan dunia. Sebagai contoh menanggulangi pandemi COVID-19. Saat ini dunia masih dihadapkan pada ketimpangan akses antara negara maju dengan negara berkembang dan negara miskin dalam mendapatkan pasokan vaksin.
Baca juga: Ketua MPR minta masyarakat aktualisasi nilai Pancasila di kehidupan
Hal itu terlihat dari tingkat vaksinasi negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika Utara yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat vaksinasi di kawasan Afrika.
"Kesenjangan yang mencolok itu tergambar nyata, misalnya hingga April 2022 Kanada tercatat memiliki stok vaksin setara 9,6 dosis per orang," kata dia.
Sementara, di Afrika hanya tersedia 0,2 dosis per orang. Hal itu sangat jauh dari apa yang dibutuhkan. Di negara maju ketersediaan vaksin berlimpah, sementara lebih dari 45 negara cakupan vaksin dosis pertama saja masih di bawah 30 persen.
"Beberapa negara bahkan masih di bawah 10 persen," ujar Bamsoet sapaan akrabnya.
Baca juga: Ketua MPR harap Indonesia beri alternatif solusi dalam KTT G-20
Ketua DPR Ke-20 RI tersebut mengatakan meskipun nilai-nilai Pancasila digali dari nilai-nilai luhur dan jati diri bangsa Indonesia, namun pada hakikatnya nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat universal.
Dengan demikian, nilai-nilai yang terkandung di Pancasila mudah diterima komunitas atau masyarakat global. Hal itulah yang menjadikan penerapan nilai Pancasila dapat ditemukan rujukannya dalam berbagai aspek dan dimensi, termasuk penyelesaian persoalan kesehatan global.
"Misalnya, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, sila kedua Pancasila dapat kita rujuk pada penyelenggaraan kerja sama kemanusiaan dalam penanganan pandemi di tingkat global," jelas dia.
Baca juga: Ketua MPR: Banyak tantangan menuju Indonesia Emas 2045
Bantuan kemanusiaan tersebut, katanya. dilandasi dorongan yang tulus untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang menjadi hak bagi setiap warga dunia.
Kedudukan Indonesia sebagai pengampu Presidensi G20 dan pengaruh kuat Indonesia di kawasan ASEAN harus dioptimalkan untuk mengemukakan nilai-nilai universal Pancasila dalam mengatasi ketimpangan rasio laju pertumbuhan penduduk dunia dengan penurunan daya dukung lingkungan global.
"Universalitas nilai-nilai Pancasila inilah yang harus terus menerus kita suarakan melalui berbagai forum internasional," papar dia.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022